Sungai Leuwi Peuti Sukabumi Tertimbun, Ratusan Kepala Keluarga di Dua Kecamatan Terganggu Aktivitas

- 25 Agustus 2020, 19:41 WIB
Petugas BPBD Kabupaten Sukabumi tengah membersihkan material tanah yang menutupi saluran irigasi Cikulawing Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi
Petugas BPBD Kabupaten Sukabumi tengah membersihkan material tanah yang menutupi saluran irigasi Cikulawing Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi /
 
MEDIA PAKUAN-Bencana tanah longsor menerjang dan menutupi  irigasi Cikulawing saluran air sungai Leuwi Peuti  kini membuat ratusan kepala keluarga didua kecamatan  di  Kabupaten Sukabumi kelimpungan. 
 
Bencana tanah longsor di Kampung Leuwi Peuti, Desa Balekambang, Kecamatan  Nagrak, Kabupaten Sukabumi itu, tidak hanya membuat warga di beberapa desa di Kecamatan Nagrak terancam tidak mendapatkan air.
 
Tapi kondisi serupa kini membayang-bayangi ratusan kepala keluarga di  Kelurahan Cibadak, Kecamatan  Cibadak. Bahkan akibat lahan pertanian tertimbun material lumpur,  kini mengancam gagal panen. 
 
 
Mereka cemas kebutuhan air akan terganggu. Apalagi selama ini, mereka hanya mengandalkan air irigasi Cikulawing sungai Leuwi Peuti, tidak hanya untuk lahan pertanian. Tapi untuk aktivitas kegiatan mandi, cuci dan kakus (MCK) 
 
"Aktivitas kami benar benar terganggu," kata warga Nagrak, Asep
 
Asep mengatakan bencana  tanah longsor yang menyumbat aliran sungai terjadi dua hari lalu. Bongkahan tanah setinggin 5 meter dan lebar 20 meter menimbul badan sungai.  
 
 
Akibatnya, kata Asep saluran air  berada tidak jauh dipemukiman warga tidak biasa dimanfaatkan hingga proses penyingkiran masih belum segera dilakukan. 
 
"Kini sebagian badan sungai tidak terairi aliran sungai Leuwi Cipeuti. Bukan hanya berdampak ratusan  kepala keluarga di Kecamatan Nagrak. Tapi kondisi serupa mengancam ratusan warga di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak," katanya. 
 
Sebenarnya, kata Asep upaya penyingkiran material tanah telah dilakukan. Namun upaya menirmalisasi aliran sungai tidak mampu sepenuhnya dilakukan karena terkendali peralatan yang dimiliki. 
 
 
" Karena itu, kami berharap pemerintah segera turun tangan. Kebutuhan kami sangat mendesak, terutama untuk aktivitas MCK," katanya. 
 

 

 
Anggota P2BK BPBD Kabupaten Sukabumi, Daming mengatakan telah melakukan assesmen dan pendataan. Bahkan dibantu warga, BPBD telah melakukan penyingkiran material tanah, batu dan pohon. 
 
 
" Dampak bencana tanah longsor tidak hanya mengganggu aktivitas warga. Tapi telah menimbun beberapa petak lahan pertanian warga," katanya. 

Editor: Ahmad R


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah