Ditengah Serangan Udara Israel, 2 Relawan Cilik Bantu Tim Medis dengan Gagah Berani

- 2 April 2024, 10:55 WIB
Ditengah Serangan Udara Israel, 2 Relawan Cilik Bantu Tim Medis dengan Gagah Berani
Ditengah Serangan Udara Israel, 2 Relawan Cilik Bantu Tim Medis dengan Gagah Berani //Foto Facebook @Wasem Yahia /

MEDIA PAKUAN - Yazan Fasfous dan Zakaria merupakan relawan cilik di Gaza Palestina, bocah 13 dan 12 tahun ini mampu memberikan bantuan pada para medis tampa pamrih

Mereka dengan cekatan membantu tim medis di rumah sakit yang berlokasi di wilayah tengah Jalur Gaza itu.

Dengan mengenakan scrub biru yang pas di tubuhnya, Zakaria melintasi lorong demi lorong Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Gaza, Palestina, dengan cekatan.

Ia menutupi kasur pasien, mengambil obat-obatan, mengawasi pasien, bahkan membuka pintu mobil ambulan tanpa sedikit pun keraguan.

Ia mendapat gelar dokter termuda di Gaza karena telah memberikan bantuan yang dibutuhkan para tenaga medis di tengah serangkaian serangan Israel di wilayah tersebut.

Baca Juga: Produk Kecantikan Buttonscarves Beauty Hadir di Shopee Big Ramadan Sale, Simak Kisahnya

Baca Juga: PM Israel Murka, Pasca Amerika Serikat Loloskan Genjatan Senjata di Gaza, DK PBB: Bebaskan Para Sandera!

“Kami membawa masuk orang-orang yang terluka dan melakukan pemeriksaan X-ray terhadap mereka. Saya tetap bersama mereka dan membantu mereka, saya membawakan selimut mereka,” kata Zakaria, dilansir dari TRT World .

“Saya mempelajari semuanya dari para dokter. Setelah saya mempelajarinya, saya bertanya kepada mereka apakah saya bisa bekerja dan mereka memberikan izin,” sambungnya.

Direktur Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa Iyad Abu Zaher mengonfirmasi kinerja Zakaria, menyebutnya bertugas memberikan bantuan kepada kru ambulan.

“Ia akan bepergian bersama mereka ke daerah-daerah yang ditargetkan untuk menyelamatkan orang-orang yang terluka,” katanya.

“Ia akan membantu tim darurat pemindahan mereka dari area-area yang terdampak ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa,” sambungnya.

Sementara Yazan Fasfous sebagai pengangkut barang berisikan alat medis di RS Eropa Gaza, Khan Younis, Yazan Fasfous telah menjadi relawan bersama sang ibu yang sejak dimulainya perang Israel-Hamas beberapa bulan lalu.

Baca Juga: Terlibat Genosida 120 Tahun Hingga di Palestina, Penulis Afrika Selatan Tolak Penghargaan Bergengsi Jerman

Mayoritas dari 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka, banyak di antara mereka yang melarikan diri beberapa kali.

PBB mengatakan bahwa saat ini tidak ada tempat yang aman untuk dikunjungi, meskipun Israel membantah hal ini.

Di Khan Younis, korban tewas dan terluka tiba sepanjang malam di sejumlah rumah sakit yang kewalahan menampung korban.

Iyad juga mengatakan bahwa mereka pantas mendapat rasa hormat dan penghargaan atas tangan uluran yang memberikan bantuan ketika banyak negara bahkan tidak bisa memberikannya.

Dengan baktinya untuk membantu sesama, Zakaria bercita-cita mengejar karir di bidang pengobatan di Gaza yang terbebas dari perang.

Di usianya yang bahkan masih tergolong anak-anak, ia menyebut bahwa pemandangan anak-anak Gaza yang menakutkan ketakutan karena serangan udara adalah sesuatu yang mematikan.

“Semoga perang akan berakhir. Kami membujuk anak-anak. Sungguh melihat ketakutan mereka karena serangan udara,” ujarnya.***

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah