Tentara Israel di Gaza Sasar Petugas Medis, UNRWA Pastikan Ratusan Karyawan Gugur Jalankan Tugas: Tak Terkendi

- 13 November 2023, 11:34 WIB
Ilustrasi - Suasana di luar kantor UNRWA di Jalur Gaza.
Ilustrasi - Suasana di luar kantor UNRWA di Jalur Gaza. /ANTARA/Anadolu Agency/am./

MEDIA PAKUAN- Setelah serangan balik Israel yang semakin menggila sejak 7 Oktober 2023, bangunan-bangunan di Palestina hancur lebur menjadi puing-puing. Bahkan sejumlah fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah hancur hingga rata dengan tanah.

Bahkan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) merilis setidaknya 100 karyawannya tewas dalam perang tersebut.

Sementara itu, banyak warga yang kekurangan tenaga medis dan tempat tinggal, banyak siswa yang terancam tidak mendapatkan akses terhadap pendidikan.

"Setelah satu bulan perang ini terjadi, hal pertama yang jelas adalah bahwa selain krisis kemanusiaan di Gaza, kita mulai melihat krisis pembangunan yang terjadi setelahnya," ujar Achim Steiner dari Program Pembangunan PBB, dikutip dari Al Jazeera pada Senin, 13 November 2023.

Baca Juga: Dibombardir Israel, WHO Kehilangan Krunya: Tentara Zionis Yahudi Tembaki Medis dan Pasien di RS Al-Shifa Gaza

Hampir setengah kota Gaza seperti kota mati, tidak ada keamanan dan kenyamanan yang dapat melindungi warganya.

Alhasil, 1,5 juta warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka dan beberapa di antaranya tinggal di kamp pengungsian.

Jika perang Israel dan Palestina terus berlangsung hingga tiga bulan, PBB menyebut rakyat Palestina yang jatuh ke jurang kemiskinan akan semakin membludak.

Dalam beberapa minggu terakhir saja, 390.000 warga Palestina jatuh miskin usai kehilangan pekerjaan.

Angka kemiskinan itu diproyeksikan akan meningkat 20 hingga 40 persen jika Israel tetap melancarkan serangan hingga beberapa bulan ke depan.

Baca Juga: Pengganti Kyle Walker? Manchester City Incar Reece James dari Chelsea

Israel telah melancarkan kampanye pengeboman dan serangan darat yang menghancurkan di Jalur Gaza yang terkepung sejak 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 11.000 warga Palestina, lebih dari sepertiganya adalah anak-anak, kata para pejabat Gaza.

Warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka kini hidup dalam kondisi yang memprihatinkan, seringkali berlindung di kamp-kamp luar ruangan yang penuh sesak dan sangat membutuhkan makanan, air, dan obat-obatan.

Baca Juga: Pengganti Kyle Walker? Manchester City Incar Reece James dari Chelsea

Para pekerja kemanusiaan mengatakan bahwa sedikitnya bantuan yang diperbolehkan masuk ke wilayah kantong tersebut adalah “setetes air” jika dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan.***


Editor: Ahmad R

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x