MEDIA PAKUAN - Sebuah studi global baru mengungkapkan bahwa jika tidak ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit diabetes, selama 30 tahun ke depan penyakit ini akan terus meningkat di setiap negara.
Diabetes adalah kondisi kronis yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah, ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.
Hal tersebut menyebabkan tingginya kadar glukosa dalam darah, yang dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius jika tidak ditangani.
How the health community deals with diabetes in the next two decades will shape population health and life expectancy for the next 80 years.
On the cover, our Editorial speaks to the true scale and threat the disease poses if we don't course correct. https://t.co/MwCB5lGhVL pic.twitter.com/2Xd0JvA2VW— The Lancet (@TheLancet) June 23, 2023
Menurut sebuah artikel The Lancet yang mengacu pada jurnal penelitian di Institute of Health Metrics and Evaluation di University of Washington memperingatkan bahwa pada tahun 2050 diperkirakan sekitar 1,3 miliar penduduk dunia, akan menderita penyakit diabetes.
Saat ini 529 juta orang di dunia diabetes, yang berarti meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2050.
Peneliti juga mencatat bahwa 90 persen akan menjadi penderita diabetes tipe-2, yaitu penyakit yang berhubungan dengan obesitas, pola makan, konsumsi alkohol atau tembakau dan kurangnya aktivitas fisik.
Peningkatan jumlah penderita diabetes didorong oleh kenaikan berat badan, dan sebagian oleh pergeseran segmen, dimana studi menunjukkan kasus terjadi lebih lebih tinggi pada orang dewasa yang lebih tua.
Peneliti juga mengungkapkan bahwa data tersebut belum termasuk dari jumlah dampak sejak pandemi COVID-19, dimana 204 negara belum menyediakan data terbarunya.***