Rayakan 75 Tahun Bebas dari Jajahan, Korea Selatan Siap Berbicara Mengenai Sejarah dengan Jepang

- 15 Agustus 2020, 19:20 WIB
Istimewa
Istimewa /

Moon juga mengatakan kerja sama antar-Korea akan menjadi kebijakan keamanan terbaik bagi Korea Selatan dan Utara agar "bebas dari ketergantungan pada kekuatan nuklir dan militer."

"Semakin solid kerjasama antara kedua Korea, semakin kuat keamanan masing-masing Korea Selatan dan Korea Utara," kata Moon. "Ini akan menjadi pendorong yang akan menuju kemakmuran dalam kerjasama dengan komunitas internasional."

Pada hari Jumat, Moon juga berjanji untuk menyoroti penderitaan beberapa "wanita penghibur" terakhir Korea Selatan yang masih hidup, sebagaimana diketahui mereka yang dipaksa bekerja di rumah bordil masa perang Jepang, dalam upaya untuk menyelesaikan perselisihan dengan tetangganya mengenai masalah pelik tersebut.

Komentar tersebut muncul dalam pesan yang direkam kepada 100 orang aktivis, pejabat pemerintah, dan lainnya di kota Cheonan untuk memperingati korban kekerasan seksual masa perang Jepang.

Itu adalah hari peringatan ketiga, yang dilembagakan oleh pemerintah Moon pada tahun 2018, setelah secara efektif membatalkan pakta 2015 antara Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan pendahulu Moon yang bertujuan untuk kompensasi bagi para wanita dan permintaan maaf.

"Prinsip terpenting untuk menyelesaikan masalah ini adalah 'sentrisme korban'," kata Moon, yang menyebut kesepakatan itu cacat karena gagal untuk sepenuhnya mencerminkan keinginan para penyintas, dalam sambutannya pada Jumat.

Acara yang diadakan dalam skala yang lebih kecil dari beberapa di masa lalu, dilanda kekhawatiran akan penyebaran virus corona, hujan deras baru-baru ini, dan skandal keuangan di komunitas aktivis.

Lee Yong-soo, salah satu dari mereka yang terkemuka di antara para wanita penghibur yang masih hidup, yang jumlahnya telah menyusut menjadi hanya 17 sekarang, mendesak para penyintas untuk tidak berkecil hati atas skandal tersebut.

"Jangan marah," kata Lee, berbicara dari kursi roda. "Ada orang yang berusaha menyelesaikan masalah (wanita penghibur). Tolong jaga mereka tetap sehat dan beri mereka kebahagiaan."

Lee, yang menuduh pemimpin lama kelompok aktivis itu mengeksploitasi korban secara politik dan finansial, menyerukan penghentian unjuk rasa mingguannya di luar kedutaan Jepang di Seoul.

Halaman:

Editor: Ahmad R

Sumber: Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah