AS Ancam Lakukan Balasan Jika Tiongkok Melanggar Kebebasan di Laut China Selatan

- 4 Agustus 2020, 08:50 WIB
AS ancam lakukan balasan jika Tiongkok melanggar kebebasan navigasi internasional di Laut China Selatan. / PIXABAY
AS ancam lakukan balasan jika Tiongkok melanggar kebebasan navigasi internasional di Laut China Selatan. / PIXABAY /

MEDIA PAKUAN - Perseteruan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok terus memanas. Kondisi tersebut terjadi akibat dipicu upaya Beijing untuk mengklaim kepemilikan Laut China Selatan.  

Kali ini, Angkatan Laut Amerika Serikat memperingatkan Tiongkok untuk tidak melakukan pelanggaran dalam kebebasan navigasi internasional di Laut China Selatan.

Jika Tiongkok melanggarnya, maka Angkatan Laut Amerika Serikat akan segera  melakukan pembalasan. Peringatan ini disampaikan Amerika Serikat dengan dalih guna mempertahankan kebijakan netral.

Baca Juga: Netizen Nekat Ingin Membeli Celana Dalam Bekas Pakai Vanessa Angel

Meski tindakan Amerika Serikat cenderung memperlihatkan dukungan kepada sekutunya di Asia Tenggara yang juga berusaha mengklaim kendali atas kawasan tersebut.

Dilansir dari berita Pikiran-rakyat.com berjudul "Laut China Selatan Memanas, AS Peringatkan akan Ada Pembalasan Jika Tiongkok Langgar Aturan", Mantan petugas desk Tiongkok di Departemen Kehakiman AS, Joseph Bosco mengatakan jika kapal miliki Beijing berulang kali melecehkan banyak kapal.

"Kami memiliki sejarah kapal Tiongkok melecehkan tidak hanya kapal AS tetapi juga kapal negara lain, mendekati hampir menyebabkan tabrakan dan menempatkan radar mereka untuk mengunci kapal-kapal itu, menggunakan meriam air," ujarnya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Express.

Baca Juga: Patut Diacungi Jempol, Ruben Onsu Bantu Operasi Mata Dilan

Ia juga mengungkapkan jika kapal-kapal yang diganggu oleh Beijing hingga kini masih belum memberikan pembalasan.

"Sampai sekarang AS dan yang lainnya belum membalas. Saya khawatir kita mencapai titik di mana Angkatan Laut AS tidak akan mentolerir gangguan dengan kebebasan operasi navigasi," tuturnya.

Bosco mengatakan jika suatu saat dunia akan melihat pembalasan yang terjadi atas tingkah yang dilakukan oleh Tiongkok.

Baca Juga: Ahli Detektor Temukan 1.000 Koin Kuno Bernilai Miliaran Rupiah di Tanah Lapang

Menurutnya yang menjadi pertanyaan adalah apa yang akan dilakukan oleh kedua pihak yang berseteru jika akhirnya AS mengambil keputusan untuk merespon tindakan Tiongkok.

"Pertanyaannya kemudian adalah apa yang akan dilakukan oleh kedua belah pihak? Ya Tiongkok, jika AS mengambil tanggapan yang bermusuhan terhadap tindakan Tiongkok, apakah itu akan meningkat dan mencoba sesuatu yang lebih serius," kata Joseph Bosco.

Lebih Lanjut Joseph Bosco mengatakan jika adanya kemungkinan terjadinya bentrokan atau semacamnya, jika adanya kesalahan perhitungan yang dilakukan komandan kapal.

Baca Juga: Apakah Joko Tjandra Yang Ditangkap Polisi Asli?

"Kami memiliki beberapa insiden seperti ini di masa lalu, tentu saja. Kami memiliki insiden EP3 pada tahun 2001 di mana pilot pesawat tempur Tiongkok terlalu dekat dengan pesawat pengintai AS, jatuh, pilot tewas dan pesawat AS hancur," ungkapnya.

Menurutnya kejadian tersebut bisa mendorong permasalahan yang lebih besar. Namun, kedua belah pihak memilih untuk menunjukkan sikap kehati-hatian dan tak membiarkan hal itu menjadi lepas kendali.

Bulan lalu Beijing mendorong Canberra agar lima kapal perang bergabung dengan manuver militer di Laut China Selatan setelah kapal-kapal Australia melaporkan konfrontasi dengan Angkatan Laut Tiongkok.

Baca Juga: Djoko Tjandra Ditempatkan di Sel Sempit, Tidur dan Buang Air Ditempat yang Sama

Australia setuju untuk bergabung dengan upaya Amerika Serikat untuk meningkatkan sistem pencegahan untuk menahan ekspansi yang dilakukan Tiongkok di wilayah tersebut.

Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin menuduh AS 'meningkatkan ketegangan' dengan ikut 'campur tangan' dalam urusan dalam negeri.

"Pompeo mengaku bertindak sesuai dengan hukum internasional tetapi semua orang tahu AS terbiasa mencari kepentingannya sendiri atas nama yang disebutnya melindungi hukum internasional," ujar Eang Wenbin.

Baca Juga: Pemprov Jabar Pendataan Calon Penerima Bansos Provinsi Tahap II Diperketat

"Faktanya, bukan Tiongkok tetapi AS yang meningkatkan militerisasi di Laut China Selatan dan membentuk ketegangan," tambahnya.

Wang Wenbing mengungkapkan pada paruh pertama tahun 2020 ini, pesawat militer AS telah terlihat lebih dari 2.000 kali di Laut China Selatan.

"AS juga telah mendorong sekutu-sekutunya untuk mengirim kapal perang ke perairan ini juga. Kami ingin memberi tahu Pompeo bahwa Laut China Selatan bukanlah Hawaii Amerika," ujarnya.

Baca Juga: Sempat Menghilang, COVID-19 Kembali Serang Kota Sukabumi 10 Warga Terinfeksi


Dia juga menambahkan dan mendesak Amerika Serikat serta Australia untuk mengubah perilaku mereka terhadap Tiongkok.

Wang Wenbin juga meminta kedua negara itu untuk berhenti mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok dan merusak kepentingan Beijing yang menciptakan kondisi menguntungkan untuk terciptanya hubungan bilateral.

"Kami juga mendesak AS dan Australia untuk memainkan peran konstruktif dalam memastikan perdamaian, stabilitas, dan pembangunan regional," tuturnya.***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x