Network
MEDIA PAKUAN - Ribuan orang turun ke jalanan ibu kota Perancis, Paris, Sabtu 8 Desember 2022, menentang kebijakan Presiden Emmanuel Macron karena kenaikan harga dan reformasi bagi para pensiunan.
Tidak seperti pada 2018 dan 2019, para demonstran tidak lagi terlihat menggunakan gerakan rompi kuning, dimana saat itu protes jalanan anti-Macron berubah menjadi aksi kekerasan.
Seorang anggota gerakan rompi kuning, Jamal Bouaban, mengatakan meskipun jumlahnya tidak seperti dulu namun pemerintah Macron harus mendengar tuntutan mereka dan menanggapinya dengan serius.
Baca Juga: Kalah Pemilihan Presiden Brazil, Massa Pendukung Jair Bolsonaro Serbu Istana Kepresidenan
Ia berjanji untuk mengorganisir lebih banyak demonstrasi, untuk orang Perancis yang sekarat karena kelaparan, karena harga yang melambung tinggi dan tidak mampu membayar lagi.
Huge protests in France against Macron and rising costs of living.
And where is mainstream media?
Silent as usual, because anti-government demos in a NATO state aren't deemed "newsworthy". #GiletsJaunes #YellowVests pic.twitter.com/YQOuRHJWC8— sarah (@sahouraxo) January 8, 2023
Sementara itu dikabarkan para dokter juga melakukan protes dengan mogok kerja dari 2 hingga 8 Januari 2023.
Ribuan demonstran tenaga medis ini, Kamis, berkumpul di Paris untuk menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan mengheningkan cipta bagi pekerja magang yang bunuh diri karena putus asa.
Tiga wabah di Perancis, yaitu virus corona, flu, dan bronkiolitis, telah meningkatkan jumlah pasien di unit gawat darurat.
Sebelumnya para praktisi kesehatan umum lapis kedua kesehatan Perancis, juga berunjuk rasa menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan meminta menaikkan biaya yang dibebankan kepada pasien, pada 26 Desember 2022.
