Tak Terkendali ! Perlawanan di Tepi Barat Mengarah pada Intifada Ketiga, Prospek Menakutkan Bagi Israel

- 16 Oktober 2022, 00:07 WIB
Ilustrasi - Warga Palestina melakukan perlawanan
Ilustrasi - Warga Palestina melakukan perlawanan /Reuters/Ammar Awad/

MEDIA PAKUAN - Prospek menakutkan bagi otoritas Palestina dan Israel yang mengarah pada Intifada Ketiga telah mulai berkembang di Tepi Barat.

Serangkaian serangan bersenjata terhadap tentara Israel di Tepi Barat mengejutkan militer dan badan intelijen di Tel Aviv.

Tidak pernah terlihat sejak awal 2000-an, tingkat kekerasan semakin tidak terkendali, yang membuat Israel dan otoritas Palestina kebingungan. 

Baca Juga: Akan Digunakan dalam Penobatan Charles III, India Kembali Klaim Berlian Koh I Noor Mahkota Ratu Elizabeth

Sabtu lalu serangan terjadi di pos pemeriksaan kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem Timur, seorang pria bersenjata keluar dari sebuah kendaraan, melepaskan tembakan dan membunuh seorang tentara Israel dan melukai dua lainnya. 

Kamp pengungsi Shuafat digerebek oleh pasukan Israel dengan keyakinan bahwa penyerang bersembunyi di sana, ditutup sepenuhnya sebagai bentuk hukuman kolektif.

Kebrutalan yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap penduduk kamp itu, menyebabkan orang-orang Palestina turun ke jalan untuk menghadapi pasukan Israel di seluruh Tepi Barat dan wilayah Yerusalem Timur yang lebih luas.

Baca Juga: 11 Pengebom Menakutkan Milik Rusia, Tupolev Tu-160 dan Tu-95, Muncul di Pangkalan Perbatasan Norwegia

Gerakan bersenjata yang baru dideklarasikan di kota Nablus, Areen Al-Aswad, Selasa mengumumkan di Telegram bahwa mereka berada di balik serangan lain terhadap pasukan Israel, yang mengakibatkan terbunuhnya Staf Sersan Ido Baruch.

Kelompok yang dikenal sebagai Lions Den itu melakukan serangan dari mobil yang melaju kencang ke arah pasukan Israel,di dekat daerah Deir al-Sharaf.

Pada Rabu dari orang kamp pengungsi Shuafat dan kelompok bersenjata Lions Den menyerukan pembangkangan sipil, yang mendapat dukungan luas dari serikat mahasiswa di seluruh Tepi Barat.

Kelompok Brigade Jenin dan Areen Al-Aswad bukan satu-satunya ancaman bagi pasukan dan pemukim Israel di Tepi Barat, ancaman besar lainnya adalah gerakan rakyat yang terdesentralisasi.

Hal inilah yang menimbulkan ketakutan dan kebingungan bagi Israel dan Otoritas Palestina yang mempertahankan kekuasaan terbatas di beberapa wilayah Tepi Barat.

Bagi Israel atau Otoritas Palestina, hanya ada dua cara untuk menghadapi ini operasi militer Israel skala penuh atau pemberian konsesi yang signifikan kepada Palestina di Tepi Barat, memulai kembali proses perdamaian dan penerimaan Hamas sebagai perwakilan politik dari Palestina.

Jika Israel dan sekutu Baratnya tidak memilih opsi itu dengan cepat, maka kekacauan akan terus menyebar.

Israel saat ini tidak memiliki siapa pun untuk diajak terlibat karena pemberontak bersenjata tidak memiliki kepemimpinan, tidak memiliki struktur komando dan kontrol yang diketahui, dan  banyak penyerang yang melakukan serangan sebagai serigala tunggal.

Tidak dapat mengakhiri pemberontakan dengan membunuh para pemimpin atau menangkap mereka.

Sekretaris jenderal Hizbullah Lebanon, Seyyed Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa yang sedang berlangsung di Tepi Barat, adalah gerakan tahap awal intifada yang sangat menakutkan bagi otoritas Palestina dan Israel.

Intifada pertama dimulai pada Desember 1987 dan berakhir pada September 1993.

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: RT


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah