Network
MEDIA PAKUAN - Permohonan sekolompok umat Hindu untuk bisa beribadah di kuil di dalam masjid Gyanvapi dikabulkan Pengadilan Varansi, India Utara.
Hal ini memicu penolakan dari pihak umat Muslim India di wilayah itu.
Syed Muhammad Yaseen, perwakilan komite pengelola Masjid Gyanvapi, mengatakan umat Islam telah beribadah di masjid itu selama berabad-abad, dan komite akan menantang perintah pengadilan Varanasi di pengadilan yang lebih tinggi di kota Allahabad (yang kini bernama Prayagraj).
Baca Juga: Konfik Antar Agama Meluas, Pengadilan India Mengabulkan Umat Hindu Beribadah di Masjid Gyanvapi
Umat Hindu mengklaim bahwa masjid itu dibangun pada 1669, atas perintah Kaisar Mughal Aurangzeb setelah pembongkaran sebuah kuil Hindu di lokasi tersebut.
Sementara Komite Anjuman Intezamia berargumen bahwa UU tentang rumah ibadah di India menjunjung tinggi status semua struktur keagamaan yang berdiri di atas kemerdekaan India dari pemerintahan Inggris pada 15 Agustus 1947 dan melindungi status quo struktur keagamaan.
Bahkan para pemohon mengatakan kompleks itu masih menyimpan berhala dan motif Hindu, sebuah klaim yang telah dibantah oleh otoritas masjid.
Baca Juga: Tidak Gampang Sakit Hati, Ini Tip Agar Perasaan Kamu Tetap Nyaman
Seluran berita itu juga melaporkan bahwa sebuah survey yang dilakukan atas perintah pengadilan pada awal tahun ini menemukan adanya “shivalinga”, atau representasi phallic dari dewa Hindu Siwa, di dalam masjid.
Umat Muslim telah dilarang melakukan wudhu di tangki air tempat ditemukannya relik tersebut. Komite masjid mengatakan dugaan poros batu yang ditemukan di penampungan air itu merupakan dasar air mancur.
