MEDIA PAKUAN - Cuaca panas dan kekeringan yang terjadi saat ini di belahan dunia berdampak serius di Eropa, dimana sungai dan danau di Benua Biru itu mengalami kekeringan yang terparah.
Curah hujan yang rendah menyebabkan gelombang panas yang diperparah dengan kebakaran hutan di Perancis misalnya menjadikan benua itu dalam keadaan siaga tinggi.
Observatorium Kekeringan Eropa memperkirakan 60 persen daratan Eropa berada dalam ancaman serius.
Baca Juga: Kementrian Pertahanan Rusia: Umumkan Kehancuran Brigade Pertahanan Teritorial ke-110 Ukraina
Di sungai Danube, sungai terpanjang di Eropa setelah sungai Volga, yang membentang sejauh 2.850 km melintasi Jerman, Rumania, Austria, Hongaria, Ukraina, Serbia, Bulgaria, Slowakia, Kroasia, kekeringan telah mengungkap sejarah baru dengan munculnya kapal-kapal yang tenggelam di masa perang dunia kedua.
Sebanyak 20 kapal perang Jerman bermunculan di dasar sungai Eropa dekat Prahov Serbia.
Menurut catatan sejarah kapal-kapal itu ditenggelamkan pada tahun 1944 selama mundurnya pasukan Nazi Jerman oleh serangan balasan pasukan Uni Soviet.
Kapal-kapal yang diyakini sebagai bagian armada Laut Hitam Nazi itu ditinggalkan pada 1944, setelah dipukul mundur oleh Uni Soviet.
Amunisi yang ditinggalkan diperkirakan berjumlah lebih dari 29 juta euro atau kurang dari Rp 500 miliar.
Cuaca panas yang tidak normal misalnya di Swiss telah mencairkan gunung yang selama dua ribu tahun membeku.
Di Sungai Odra, yang mengalir dari Republik Ceko, ke Polandia, dan Jerman, dilaporkan bahwa ratusan ton ikan mati.
Sebelumnya di Italia, di sungai terpanjang di negara itu Sungai Po, otoritas Italia telah mengumumkan keadaan darurat, dimana pada akhir Juli ditemukan sebuah bom dari perang dunia kedua seberat 450 kg.
Sementara itu sekitar 3.000 orang yang tinggal di dekat desa utara Borgo Virgilio, dekat dengan kota Mantua, Italia, militer mengevakuasi warga untuk proses penjinakan bom sisa-sisa perang dunia. ***