Oxfam Kutuk G7 yang Tak Bisa Mendanai Kerawanan Pangan Global

- 29 Juni 2022, 14:25 WIB
Presiden Joko Widodo berfoto bersama dengan para pemimpin negara-negara G7 pada KTT G7 yang digelar di Schloss Elmau, Jerman, pada Senin, 27 Juni 2022. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev.
Presiden Joko Widodo berfoto bersama dengan para pemimpin negara-negara G7 pada KTT G7 yang digelar di Schloss Elmau, Jerman, pada Senin, 27 Juni 2022. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev. /presidenri.go.id/

MEDIA PAKUAN - Oxfam mengusir negara-negara G7 karena membuat krisis
pangan global dan tidak dapat menjanjian uang yang tertera dalam
memerangi kerawanan pangan global.

Negara-negara G7 juga dinilai telah meninggalkan jutaan orang
kelaparan akibat sanksi hukumannya kepada Rusia yang justru berimbas
ke global.

Kepala kebijakan ketidaksamaan kelompok bantuan global Oxfam, Max
Lawson berpendapat bahwa butuh sekitar 28,5 miliar dolar dalam
membiayai investasi pangan dan pertanian.

Baca Juga: Makan di Pinggir Jalan dan di Bawah Jembatan, Realita Kehidupan Tukang Sampah di Arab Saudi

Dana yang diperkirakan tersebut adalah untuk "mengakhiri kelaparan dan
mengisi kesenjangan besar dalam seruan kemanusiaan PBB' lanjut Lawson.

Akan tetapi negara-negara G7 hanya menjanjikan sekitar 14 miliar dolar
dalam memberikan dana investasi pangan pada Selasa, 28 Juni.

Sementara Kongres AS sebelumnya meloloskan paket senjata dan bantuan
utama yang dikirim ke Ukraina pada bulan lalu sekitar 5 miliar dolar.

Baca Juga: Daftar Nama-nama Juara Piala AFF U-19 dari Masa Kemasa, Indonesia Pernah Tercatat sebagai Juara

Lawson memberi saran kepada negara-negara G7 untuk "membatalkan utang
negara-negara miskin" atau "menagih keuntungan berlebih dari
perusahaan makanan dan energi".

Baginya "yang terpenting, mereka bisa mengatasi ketimpangan ekonomi
dan kerusakan iklim yang mendorong kelaparan ini. Mereka gagal
melakukan semua ini, meskipun memiliki kekuatan untuk melakukannya".

Lawson juga mencatat bahwa dunia saat ini sedang menghadapi krisis
kelaparan terburuk "dalam satu generasi", sedangkan banyak miliader
yang muncul disaat bersamaan.

Baca Juga: Jelang Pertemuan Puncak NATO, Turki Capai Kesepakatan Bersama Finlandia dan Swedia

Dunia telah melewati masa sulit dalam sejarah yang menimbulkan
pembatasan global akibat adanya Covid-19.

Krisis bahan pangan juga mulai dirasakan, akan tetapi banyak "miliader
meningkat lebih banyak dalam 24 bulan daripada yang terjadi dalam 23
tahun" ucap Lawson dan menyebut darurat kelaparan sebagai "bisnis
besar".

Program Pangan Dunia PBB pada minggu lalu memohon negara-negara G7
untuk bertindak segera, jika tidak "rekor kelaparan akan terus
meningkat dan jutaan lainnya akan menghadapi kelaparan".***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: RT.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x