Network
MEDIA PAKUAN - Uganda dikabarkan telah menandatangani kontrak pembelian helikopter serang Rusia Mi-28NE.
Tiga dari pesawat tempur Mi-28NE tersebut dilaporkan terlihat pada 15 Juni saat Presiden Uganda Yoweri Museveni, berkunjung ke Pangkalan Udara Entebbe.
Walaupun Uganda telah memiliki lima helikopter Mi-24 Hind, yang lebih mumpuni kelasnya diatas helikopter Mi-28NE, negara Afrika Timur ini meningkatkan anggaran pertahanannya untuk bersaing dengan Kenya.
Baca Juga: Bahagia Akun Instagram Kembali, Camillia Laetitia Azzahra Menyapa Dunia : Hello World
Menurut sumber militer kontrak telah dilakukan dengan pengiriman batch pertama Mi-28NE sebanyak 3 pesawat, yang keseluruhannya pengiriman akan diselesaikan pada awal tahun 2023, namun belum diketahui jumlah total kontrak pesawat ini.
Uganda menjadi negara ketiga yang memiliki helikopter serang Mi-28N,setelah Irak dan Aljazair ditempat pertama.
Helikopter serang Mi-28NE dirancang untuk mencari dan menghancurkan kendaraan lapis baja, target udara berkecepatan rendah, perlindungan dan dukungan pasukan, pengintaian dan patroli.
Baca Juga: Polres Semarang Gercep! Misteri Puluhan Bangkai Kambing Akhirnya Terkuak
Dilengkapi dengan meriam fleksibel 30mm, tiga jenis rudal anti-tank dengan jangkauan 6 km dan 10 km, rudal udara-ke-udara, dua jenis roket dan bom udara dengan berat hingga 500 kg. Bilah rotor tempur yang dapat menahan serangan peluru 30mm.
Menggunakan dua mesin berkapasitas 2.400 hp yang ditingkatkan, fitur peningkatan kemampuan bertahan dan kokpit kaca lapis baja.
Mi-28NE mampu terbang dengan kecepatan maksimum 300 km/jam dan berat lepas landas maksimum 12.100 kg, dengan dua awak.
Baca Juga: Korban Gempa Afganistan Terus Bertambah, Reruntuhan Rumah-rumah dengan Mayat Tergeletak di Paktika
Melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 1982. Helikopter tempur Mi-28 Havoc dikembangkan oleh Mil Moscow Helicopter Plant dan biaya unitnya sekitar $18 juta.
Pada tahun 2012 hingga 2021, militer Uganda menaikan anggaran pertahanannya sebesar 203 persen.
Pengeluaran militernya mencapai Sh123,1 miliar ($ 1,066 miliar) pada tahun lalu, meningkat 8,3 persen dari Sh113,7 miliar ($ 984,7 juta) pada tahun 2020.***
