Artikel Al Jazeera Klaim, India Telah Berubah Menjadi Negara Hindu Fasis: Islam Dianggap Musuh

- 18 Juni 2022, 22:06 WIB
Ilustrasi bendera India. /Unsplash/Naveed Ahmed
Ilustrasi bendera India. /Unsplash/Naveed Ahmed /
 
MEDIA PAKUAN - Sebuah artikel di Al Jazeera mengulas bagaimana India saat ini telah menjadi negara hindu fasis.
 
Di negara bagian India yang diperintah oleh Partai Bharatiya Janata Party (BJP) hanya karena  dicurigai berpartisipasi dalam protes anti-pemerintah, rumah warga, toko, dan tempat bisnis milik Muslim dihancurkan.
 
Ketua Menteri di negara bagian ini dengan bangga memamerkan kebijakan ini dalam kampanye pemilihan mereka.
 
Baca Juga: Terancam Dihukum Cambuk di Arab Saudi, TKW Indonesia Nekat Nikahi Orang Asing

Penulis artikel, Arundhati Roy,  menyebut bahwa India sedang diperintah oleh gangster yang dipasang sebagai dewa Hindu, dimana bahwa orang-orang Muslim adalah musuh publik nomor satu.

Arundhati Roy menyatakan umat Islam telah dihukum dengan pogrom, hukuman mati tanpa pengadilan, pembunuhan yang ditargetkan, pembunuhan penahanan,dengan dalih palsu. 
 
 
Ia menekankan membuldoser rumah dan bisnis mereka hanyalah senjata baru   efektif,  buldoser telah diinvestasikan dengan semacam kekuatan balas dendam yang  digambarkan sebagai  jimat baru, pembalasan, bangsa Hindu.
 
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga berpose di samping salah satu buldoser selama kunjungannya baru-baru ini ke India.
 
 
Mengapa lagi seorang kepala negara melakukan sesuatu yang aneh seperti berpose dengan buldoser selama kunjungan kenegaraaan.

Sementara itu, pihak berwenang dan sebagian besar orang India tahu bahwa sebagian besar konstruksi di setiap kota besar dan kecil di India adalah ilegal atau semi-legal.

Membuldoser rumah-rumah dan bisnis-bisnis Muslim untuk alasan hukuman murni tanpa pemberitahuan dan tanpa prose pengadilan.
 
 
Menurutnya sebelum era buldoser, hukuman bagi umat Islam dijatuhkan oleh massa dengan main hakim sendiri dan polisi ikut serta dalam hukuman itu
 
Pada pemilihan umum tahun 2014 dan 2019, BJP menyatakan bahwa tidak perlu suara dari 200 juta populasi Muslim India untuk memenangkan mayoritas di Parlemen dalam pemilihan nasional.
 
 
 
 
Oleh karena itu Muslim kehilangan haknya,dan  tidak berarti apa-apa. Ini menjadi dasar untuk memperlakukan Muslim semau pemerintahan saat ini.*** 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: https://www.aljazeera.com/opinions/2022/6/17/india


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah