Kepala Operator Ekologi Rusia (REO), Denis Butsaev, mengatakan sebanyak hampir 4.000 truk sampah perlu diganti di negara ini.
Dalam lima tahun, operator pengumpulan sampah harus sepenuhnya menggantikan truk sampah dari negara-negara Barat.
Baca Juga: 8 Hari Eril Belum Ditemukan, Interpol Rilis Yellow Notice: Mencari Anak Sulung Ridwan Kamil
Selama lima tahun pengoperasiannya, akan memakan biaya yang membutuhkan sekitar 36,1 miliar rubel.
Sanksi UE melarang ekspor truk dan peralatan khusus ke Rusia, termasuk traktor truk, truk tugas menengah, mixer beton, buldoser, traktor, penyapu jalan umum, dan truk sampah.
Menurut REO, pabrikan Eropa dan Jepang di Rusia menyumbang 25 persen atau sekitar 3,8 ribu truk sampah yang tersebar di Moskow (53 persen), Smolensk (39 persen), Kaluga dan Belgorod (masing-masing 18 persen).
Sanksi UE melarang ekspor truk dan peralatan khusus ke Rusia, termasuk traktor truk, truk tugas menengah, mixer beton, buldoser, traktor, penyapu jalan umum, dan truk sampah.
Menurut REO, pabrikan Eropa dan Jepang di Rusia menyumbang 25 persen atau sekitar 3,8 ribu truk sampah yang tersebar di Moskow (53 persen), Smolensk (39 persen), Kaluga dan Belgorod (masing-masing 18 persen).
Sebagai penggantinya armada ini akan diubah menjadi kendaraan dalam negeri Rusia (KamAZ dan GAZ), Belarusia (MAZ) dan Cina. Yang akan menelan biaya 45 miliar rubel.
Operator limbah Rusia memperkirakan kerugian akibat konsekuensi dari sanksi sebesar 50 miliar rubel.
Untuk menghindari gangguan dalam pekerjaan, mereka meminta jumlah tersebut dalam bentuk subsidi dan pinjaman lunak.
Salah satu penyebab kenaikan biaya operator daerah adalah kenaikan harga peralatan, perbaikan dan komponennya.***