MEDIA PAKUAN - Rusia terus melakukan penangguhan ke beberapa negara Eropa mengenai pemasokan gas miliknya.
Hal tersebut disebabkan akibat ulah negara Uni Eropa yang mendukung Ukraina saat Rusia menginvasi negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Salah satu perusahaan minyak dan gas alam raksasa milik Rusia, Gazprom baru-baru ini mengatakan bahwa pihaknya akan memutus kontrak terhadap pasokannya kepada negara yang dirasa tidak menyukai/bersahabat dengan Rusia.
Tentu itu merupakan bukti kuat suatu pembalasan Rusia karena telah dijatuhkan sanksi akibat invasi ke Ukraina beberapa bulan lalu.
Gazprom mengatakan, bahwa pihaknya telah resmi memutuskan kontrak akan pasokan gas yang dijual ke pedagang asal Belanda, GasTerra.
Selain itu, ia mengatakan bahwa pasokan ke Orsted Denmark dan Shell Energy yang mengalir ke Jerman akan diputus pada hari ini, 1 Juni 2022.
Baca Juga: Masuki Usia Kandungan 7 Bulan, Ria Ricis Mengaku Mulai Engap dan Berat
GasTerra yang merupakan pedagang asal Belanda, mengaku telah memperjualbelikan gas tersebut dengan mengatasnamakan pemerintah Belanda.
Terra juga mengatakan telah mengontrak di beberapa wilayah lagi dengan kontrak dua miliar meter kubik (bcm) gas.
Baca Juga: Layanan SIM Keliling Bandung Hari ini 1 Juni 2022 Tetap Beroperasi, ini Lokasinya
Menteri Perekonomian, Pieter ten Bruggencate, mengatakan bahwa hal ini belum terlihat menjadi suatu ancaman terhadap pasokan di Rusia.
Orsted sendiri mengaku akan beralih ke pasar gas yang berada di Uni Eropa untuk mengisi kesenjangan yang terjadi saat ini.
Meskipun begitu, perusahaan yang berada di Italia, Jerman, dan juga Prancis, mengatakan akan terjun dan turun untuk terlibat ke dalam skema mempertahankan pasokan gas dan air mereka.***