MEDIA PAKUAN - Sebuah pertaruhan besar dengan NATO, digulirkan Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang mengumumkan perluasan operasi militer di perbatasan selatan Turki untuk menumpas pemberontak Kurdistan.
Seperti yang diketahui di perang Suriah, AS dan NATO mendukung Partai Pekerja Kurdistan dalam perang melawan Turki.
Analis militer yang terkejut oleh pernyataan mengejutkan Erdogan, mengatakan bahwa Barat tidak akan menentang operasi tersebut pada saat NATO membutuhkan dukungan Turki merestui bergabung Finlandia dan Swedia.
Baca Juga: Jangan Lupa, Ini Amalan Ketika Selesai Haid: Peluang Pahala Besar Bagi Wanita!
Turki yang menentang Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO, menuduh kedua negara itu melindungi orang-orang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang diklaim sebagai teroris terlarang oleh Turki.
Analis mengatakan Erdogan juga bertujuan untuk mendapatkan dukungan nasionalis Turki, menjelang pemilihan umum di Turki tahun depan.
Sejak 2016, Turki telah melakukan tiga serangan ke Suriah utara, merebut ratusan kilometer tanah dan memukul mundur milisi milisi YPG Kurdi Suriah yang didukung AS, ke sekitar 30 km (20 mil) jauh ke dalam negara itu.
Turki juga meningkatkan operasi militernya terhadap gerilyawan PKK di Irak utara dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Polandia Kecewa Jerman Langgar Kesepakatan Bantu Ukraina
Turki menyamakan kedua kelompok sebagai entitas teroris tunggal. Namun Sekutu NATO-nya hanya memandang PKK saja sebagai kelompok teroris, bukan kelompok YPG.