Berdasarkan informasi intelijennya, AS mulai merekrut organisasi teroris internasional, termasuk ISIS, untuk berpartisipasi dalam pertempuran Ukraina.
Menurut Intelijen Rusia, pangkalan militer AS, Al-Tanf di Suriah, di perbatasan dengan Yordania dan Irak telah diubah menjadi pusat pelatihan 500 ISIS dan teroris lainnya.
Baca Juga: Sampai Rela Panas-panasan Tengah Malam, TKW Indonesia Ini Layani Majikannya di Arab Saudi
SVR mengklaim bahwa 60 gerilyawan ISIS dibebaskan dari penjara yang dikendalikan oleh Kurdi Suriah, mereka dibawa ke al-Tanf, bulan lalu untuk dipindahkan ke wilayah Ukraina.
AS tidak mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan yang menyangkut ancaman terhadap keamanan sekutu Eropa dan bahkan terhadap kehidupan orang Amerika.
Di Al-Tanf para militan dilatih menggunakan sistem rudal anti-tank, pengintaian dan serangan drone, komunikasi canggih dan peralatan pengawasan.
Di Al-Tanf para militan dilatih menggunakan sistem rudal anti-tank, pengintaian dan serangan drone, komunikasi canggih dan peralatan pengawasan.
Moskow dan Damaskus telah memperingatkan keberadaan pasukan AS di Al-Tanf Suriah sebagai tindakan ilegal.
Penasihat Keamanan Nasional John Bolton berdalih bahwa pasukan AS di al-Tanf adalah untuk melawan pengaruh Iran di wilayah tersebut.***