Amerika Serikat Motor Penggerak NATO yang Miskin Tetapi Tetap Bersikap Pongah

- 22 Maret 2022, 17:14 WIB
Amerika Serikat  Motor Penggerak NATO yang Miskin Tetapi Tetap Bersikap Pongah
Amerika Serikat Motor Penggerak NATO yang Miskin Tetapi Tetap Bersikap Pongah /Prokerala

MEDIA PAKUAN - Perang Rusia dan Ukraina telah menyita penduduk dunia, agresi Rusia yang terus memborbadir membuat banyak orang berkomentar.

Salah satunya pelaku bisnis dan pengamat intelijen Indonesia, Erizely Bandaro.

Erizely Bandaro, mengatakan bahwa Amerika Serikat sebagai motor penggerak North Atlantic Treaty Organization (NATO), sudah dalam posisi orang miskin tetapi tetap bersikap sombong.

Hal ini dikatakan Erizely di laman akun facebook, postingan Sabtu, 12 Maret 2022. Yang dikutip Mediapakuan pada Selasa, 22 Maret 2022.

Baca Juga: Rasakan Sakaratul Maut hingga 4 Kali! Ternyata Pria Ini Sering Lakukan Hal Ini Sesama Hidupnya

Erizely menuliskan dalam sebuah tanggapannya bahwa intensitas serangan Federasi Rusia terus berlanjut setelah Presiden Vladimir Putin, mengumumkan operasi militer khusus di Ukraina timur, Kamis, 24 Februari 2022.

“Masalah Amerika Serikat, orang bokek tetapi tidak tahu diri. Uni Eropa masih saja percaya dengan pemberi harapan palsu Amerika Serikat,” kata Erizely Bandaro. Al Jazeera,

The Times of Israel dan TASS Russian News Agency, Sabtu malam, 12 Maret 2022, melaporkan, Rusia telah memperluas serangannya di Ukraina, menyerang kota-kota di barat dan tengah negara itu.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, memperhatikan gelagat Belarus yang berbatasan dengan Ukraina di sektor Barat, mungkin siap untuk menyerang negaranya, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan tidak ada bukti untuk mendukung klaim Rusia bahwa Ukraina memiliki program senjata biologis.

Baca Juga: 7 Kali Dalam Sepekan Sukabumi Diguncang Gempa Bumi, BPBD Mendata Belasan Rumah Rusak Ringan

Sekretaris Jenderal Dayak International Organization (DIO) Dr Yulius Yahanes, M.Si, menilai, posisi Amerika Serikat bagaikan orang tukang adu ayam jago, dan ayam jago Amerikat adalah Ukraina.

Setelah Ukraina diadu dengan Rusia, ternyata tidak imbang, dan ayam jago Amerika Serikat, yaitu Ukraina, babak balur dihajar.

Tapi Amerika Serikat tidak fair, karena membiarkan ayam jagonya jadi bulan-bulanan dihajar Rusia.“Perang Ukraina, akan membuat pamor Amerika Serikat jatuh di mata dunia international.

Karena Amerika Serikat tidak akan mungkin berani berhadap-hadapan dengan Rusia, karena dari persenjataan nuklir dan riset ruang angkasa, Rusia menungguli Amerika Serikat dan NATO,” kata Erizely Bandaro.

Baca Juga: Perlawan Sengit Pasukan Ukraina, Tewaskan 15.000 Tentara dan Ribuan Fasilitas Alat Tempur Rusia

Dalam unggahnya pun ia mengatakan, perang di Ukraina, akan membuat NATO tidak berani lagi bersikap sombong dan angkuh di masa mendatang.

Karena pada serangan hari pertama, Kamis, 24 Februari 2022, menunjukkan akurasi serangan udara yang sempurna, karena sepenuhnya berhasil melumpuhkan sebagian besar jaringan insfrastruktur militer Ukraina produksi NATO.

Lumpuhnya infrastruktur militer Ukraina, maka langit Ukraina sekarang sepenuhnya dikendalikan Rusia.

Kalaupun ada jet tempur NATO melintas di langit Ukraina, langsung dihajar rudal hipersonik 3M22 Tsirkon Rusia.Senin, 28 Februari 2022, Presiden Rusia, Vladimir Putin, memerintahkan mengaktifkan instalasi senjata nuklir untuk menangkis serangan NATO dan sekaligus melakukan serangan senjata nuklir balasan.

Baca Juga: Alhamdulillah, Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik Hari Raya Idul Fitri 2022 Ini, Ma'rup Amin: 2 Kali Vaksin

“Kalau ada kesan gerakan pasukan darat Rusia, lambat, semata-mata karena medan yang luas yang harus disinkronkan dengan kebutuhan logistik.

Operasi darat butuh perhitungan matang, karena tujuan Rusia bukan aneksasi, tapi memberikan peringatan kepada Amerika dan NATO untuk tidak main-main dengan kedaulatan Rusia,” ujar Erizely Bandaro.

Seperti diketahui pada tahun 2008, Rusia sudah memperingatkan Amerika Serikat dan NATO untuk tidak ekspansi ke Eropa timur.Akan tetapi, NATO terus membujuk 15 negara pecahan Union of Soviet Socialist Republic (USSR) sejak 25 Desember 1991, untuk gabung dengan NATO yang dianggap Rusia sebagai ancaman kedaulatan cukup serius, sehingga dilakukan operasi militer khusus ke Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022.***

 Sumber:The Times of Israel dan TASS Russian News Agency, Facebook 

 

 

 

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah