Baca Juga: Merinding! Kisah Sopir Ambulans Diantar Mayat ke Pemakaman
Walikota Mariupol Piotr Andryushchenko juga menolak tawaran itu, mengatakan dalam sebuah posting Facebook dia tidak perlu menunggu sampai pagi untuk menanggapi dan mengutuk Rusia, menurut kantor berita Interfax Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan pihak berwenang di Mariupol dapat menghadapi pengadilan militer jika mereka berpihak pada apa yang digambarkan sebagai “bandit”, lapor kantor berita negara Rusia RIA Novosti.
Tawaran sebelumnya untuk mengizinkan penduduk mengevakuasi Mariupol dan kota-kota Ukraina lainnya juga telah gagal atau hanya sebagian berhasil, dengan pemboman terus berlanjut ketika warga sipil berusaha melarikan diri.
Baca Juga: Empat Tukang Jagal Daging Tarung Pakai Senjata Tajam, Polisi: Pengaruh Miras
Berbicara dalam pidato video Senin pagi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky turut berkomentar dengan mengatakan bahwa sekitar 400 warga sipil berlindung di sekolah seni di kota pelabuhan Laut Azov yang terkepung ketika diserang oleh bom Rusia.
"Mereka berada di bawah reruntuhan, dan kami tidak tahu berapa banyak dari mereka yang selamat," katanya.
“Tetapi kami tahu bahwa kami pasti akan menembak jatuh pilot yang menjatuhkan bom itu, seperti sekitar 100 pembunuh massal lainnya yang telah kami jatuhkan,” tambahnya.
Jatuhnya Mariupol akan memungkinkan pasukan Rusia di Ukraina selatan dan timur untuk bergabung.