Kota Mariupol Dituntut Rusia Lepaskan Senjata, Ini Kata Walikota hingga Wakil Menteri

- 21 Maret 2022, 12:00 WIB
Tank militer Ukraina yang berada di Mariupol saat invasi Rusia.
Tank militer Ukraina yang berada di Mariupol saat invasi Rusia. /Carlos Barria/Reuters

 

MEDIA PAKUAN - Kota Mariupol terus diserang Rusia dan Minggu pagi kemarin Kremlin mengebom sebuah sekolah seni menampung sekitar 400 orang, menurut pihak berwenang Ukraina.

Setelah aksi pengeboman tersebut Rusia pun meminta warga Ukraina di kota Mariupol yang terkepung untuk meletakkan senjata mereka. Bahkan mereka ditawari dengan jaminan keamanan jika akan pergi ke luar kota.

Kolonel Jenderal Rusia Mikhail Mizintsev mengatakan akan mengizinkan mereka yang bersedia melepaskan senjata untuk melewati koridor kemanusiaan menuju timur Rusia atau barat ke bagian lain Ukraina.

Baca Juga: Rusia Luncurkan Rudal Hipersonik Kedua Berkekuatan 5 Kali Kecepatan Suara, Hancurkan Pabrik Baja Ukraina

Warga Mariupol pun diberi waktu oleh Rusia hingga Senin pukul 5 pagi untuk menanggapi tawaran tersebut, termasuk mengibarkan bendera putih.

Namun Wakil Perdana Menteri Ukraina Irina Vereshchuk mengatakan tidak.

“Tidak ada pembicaraan tentang penyerahan diri, peletakan senjata. Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang ini," katanya kepada outlet berita Pravda Ukraina.

“Saya menulis: 'Daripada membuang-buang waktu pada delapan halaman surat, buka saja koridornya.'”

Halaman:

Editor: Siti Andini

Sumber: APNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x