Network
MEDIA PAKUAN - Wanita Arab Saudi akhir-akhir ini semakin berani dan terbuka menyuarakan haknya.
Media sosial terutama Twitter menjadi paling banyak digunakan sebagai protes untuk menyuarakan tuntutan haknya.
Mereka menggunakan tagar Twitter untuk menceritakan pengalaman pahit yang pernah dialaminya terkait pelecehan seksual di negara tersebut.
Human Rights Watch merinci tren Twitter yang sangat memprihatinkan melanda negara Arab saudi.
Pasalnya para wanita Arab Saudi menuntut kerajaan untuk menghapus sistem perwalian laki-laki seksis dihapuskan.
Seksis( laki-laki lebih mungkin untuk menggunakan dan membolehkan kekerasan terhadap perempuan).
Menurut HWR ini adalah bukti keberanian wanita Arab Saudi yang luar biasa.
karena para wanita berbicara menentang pelecehan yang mereka hadapi meskipun Riyadh melanjutkan tindakan kerasnya yang meluas yang menargetkan para aktivis, terutama pegiat hak-hak perempuan.
Baca Juga: 8 Gejala Gangguan Bipolar yang Wajib Kamu Waspadai, Pernah Merasakan?
Dalam postingan tersebut pada umumnya mereka mengunakan second akun.
The rule of law matters little in the #UAE - @HRW/@GulfCentre4HR report reveals new details on @Ahmed_Mansoor’s grossly unfair trial and abhorrent detention conditions #FreeAhmed https://t.co/VbjnT9IH8D pic.twitter.com/2kyIzVN11C— Hiba Zayadin (@HZayadin) January 27, 2021
Akun tersebut mengungkap bahwa ia pernah mengalami tidakan kekerasan seksual, namun pada saat ia melapor pelecehan tersebut dirujuk oleh otoritas Saudi ke tempat penampungan tertutup, di mana mereka terjebak sampai mereka dipaksa untuk "berdamai" dengan anggota keluarga atau menyetujui perjodohan.
Baca Juga: 8 Gejala Gangguan Bipolar yang Wajib Kamu Waspadai, Pernah Merasakan?
Hal ini juga di benarkan HWR, menurutnya perempuan yang mencoba melarikan diri dari rumah tangga yang kejam dapat menghadapi penangkapan dan dikirim kembali ke rumah jika ada anggota keluarga laki-laki yang mengajukan tuntutan hukum.
HWR juga mengatakan Kicauan itu "menunjukkan unsur-unsur yang terus-menerus dari sistem perwalian laki-laki yang terus membuat perempuan terjebak dalam situasi yang melecehkan", katanya
Otoritas Saudi ... telah mempertahankan kampanye represi besar-besaran yang mencakup pembongkaran dan pembungkaman gerakan hak-hak perempuan negara itu," tulis HRW.***
