Thailand Mengirim Pengungsi Kembali ke Myanmar

- 20 Desember 2021, 17:11 WIB
Ilustrasi perang.
Ilustrasi perang. /PIXABAY

 

 
MEDIA PAKUAN-Thailand memulangkan pengungsi asal Myanmar yang melarikan diri ke negara gajah putih itu. 
 
Sebanak 600 orang pengungsi asal Myanmar melarikan diri ke Thailand sejak pecahnya pertempuran antara militer dan pemberontak etnis. 
 
Menurut seorang pejabat senior Thailand, para pengungsi telah dievakuasi kembali ke perbatasan dua negara itu.
Beberapa pengungsi yang mencapai provinsi Tak di barat laut Thailand mengatakan, sebelum mereka kembali ke perbatasan pada Minggu pagi, sebagian ada yang secara sukarela kembali.
 
Gubernur Provinsi Somchai Kitcharoenrungroj mengatakan, lebih banyak pengungsi yang mau kembali karena mereka khawatir tentang properti mereka di sana.
 
Wakil Direktur Asia Human Rights Watch, Phil Robertson, mendesak Thailand untuk tidak terburu-buru mengembalikan pengungsi ke Myanmar.
 
"Semua orang tahu militer Myanmar dengan sengaja menargetkan warga sipil dengan kekuatan mematikan ketika mereka turun ke lapangan, jadi tidak berlebihan untuk mengatakan para pengungsi ini benar-benar melarikan diri untuk hidup mereka," kata Robertson.
 
Komite Aliansi Bantuan, sebuah kelompok migran Myanmar yang berbasis di Thailand, mengatakan, sekitar 1.000 orang terlantar berkemah di sepanjang perbatasan Myanmar di berbagai titik menunggu untuk menyeberang ke Thailand.
 
Pada Minggu pagi, puluhan pengungsi yang berlindung di sekolah lokal Thailand dimasukkan ke dalam tiga truk untuk dikirim kembali melintasi perbatasan.
"Saya melarikan diri dari Mae Htaw Talay. Ada artileri yang jatuh ke lingkungan saya," kata seorang pengungsi yang meminta tidak disebutkan namanya sambil berdiri di dalam truk yang akan berangkat ke perbatasan. 
 
"Saya berjalan melintasi air ke sisi (Thailand) ini." 
 
Kitcharoenrungroj, gubernur provinsi Tak, mengatakan bahwa 623 pengungsi telah dikirim kembali dan 2.094 tetap berada di pihak Thailand. 
 
Dia menambahkan, semua pengungsi akan dikembalikan jika mereka bersedia.
 
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah sipil yang dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. 
 
Akibatnya memicu protes dan bentrokan sporadis di pedesaan antara milisi anti-junta dan tentara.
 
Pertempuran baru pecah pekan lalu antara Persatuan Nasional Karen (KNU), pasukan pemberontak tertua Myanmar, dan militer, memaksa ribuan orang dari negara bagian Karen Myanmar melarikan diri. 
 
Beberapa menyeberangi sungai sempit antara Myanmar dan Thailand dengan perahu. 
 
Sementara yang lain mengarungi perairan setinggi dada sambil menggendong anak-anak.***
 
 
 
 
 
 

 

Editor: Hanif Nasution

Sumber: m.koreatimes.co.kr


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah