Network
MEDIA PAKUAN - Mengingat kejadian pembataian Nanking ke-84 di China, di mana ratusan warga sipil dan tentara dibunuh oleh pasukan Jepang.
Seorang Tentara Pembebasan Rakyat di China membawa karangan bunga sebagai wujud keprihatinan atas pembataian yang terjadi pada bulan Desember 1937.
Peristiwa tersebut memakan 300.000 korban jiwa, di saat musik sedang dimainkan secara khusyuk.
Para mahasiswa dan 3.000 peserta hadir dalam memperingati peristiwa, sekaligus berdiri untuk mengheningkan cipta selama satu menit.
Di saat memperingati peristiwa tersebut, Wakil Perdana Menteri China Sun Chunlan ikut serta dan menyampaikan "belajar dari sejarah dan membuka babak baru masa depan kita".
Adanya upacara memperingati pertiwa Nanking adalah untuk "menunjukkan komitmen tinggi kami pada jalur pembangunan yang damai," ucap Sun dalam pidatonya, yang merupakan wanita seorangdi dalam organisasinya.
Bagi Badan Legislatif tertinggi di China, 13 Desember 2014 juga pernah ddiperingati hari nasional bagi para keluarga korban pembantaian peristiwa Nanking.
Dari peristiwa penting itu, China sering mengkritik Jepang karena seperti tidak menunjukan rasa penyesalan atas kebrutalan kampanye ekspansionisnya yang melanda Asia selama paruh pertama abad ke-20.
Oleh karena itu, hingga sampai saat ini masih terjadi konflik antara China dan Jepang akibat peristiwa di China yang dilakukan oleh Jepang.
Pengadilan Internasional juga menyimpulkan setidaknya ada 200.000 warga tewas oleh Jepang dalam beberapa kasus, seperti pemerkosaan, penjarahan yang menyebabkan warga-warga tewas yang dilaporkan pada 1946 oleh pengadilan Internasional pasca perang.
Beberapa politisi sayap kanan Jepang meremehkan jumlah korban dan menyangkal atas peristiwa Nanking yang dilakukan oleh negaranya.***
