MEDIA PAKUAN - Dunia Arab berdetak dalam ritme perang saudara, dari Suriah hingga Irak, Libya, Yaman dan Somalia dan sebelumnya, Libanon, Sudan dan Aljazair. Perang hanya berakhir untuk kemudian kembali berkecamuk.
Bahkan ketenangan dan stabilitas yang terkadang tercipta lebih menyerupai perang 'dingin' saudara yang dilancarkan rejim penguasa terhadap rakyatnya sendiri.
Seperti halnya Arab Saudi - Iran dan Arab Saudi - Irak negara tetangga yang sama-sama berkuasa - terlibat dalam persaingan ketat mendapatkan dominasi di wilayah Timur Tengah.
Baca Juga: Terpikat TKW asal Jateng, Bujangan Afrika: Gadis Indonesia Itu Sangat Tangguh dan Gesit
Dalam 15 tahun terakhir khususnya, perbedaan antara Arab Saudi dan Iran dipertajam oleh serangkaian kejadian.
Pada 2003, invasi yang dipimpin AS di Irak menggulingkan Saddam Hussein, seorang Arab Sunni yang pernah menjadi musuh utama Iran.
Ini menyingkirkan hambatan militer untuk masuknya pengaruh Iran di Irak, yang semakin meningkat sejak saat itu.
Hal hasil, setelah 30 tahun Arab Saudi dan Irak berselisih paham kini, kedua negara Islam itu kembali akur.
Baca Juga: Banyak Tidak Tahu, Inilah Fakta Masjidil Haram, 30 Ribu Karpet Dikembalikan ke Masjid Tanpa Cacat