Wabah Covid-19 Belum Mereda, Permintaan Layanan Kematian di Jepang Makin Meningkat: Amankan Harta Benda

- 25 Oktober 2021, 17:56 WIB
Ilustrasi bendera Jepang permintaan pelayanan warga terpapar covid-19
Ilustrasi bendera Jepang permintaan pelayanan warga terpapar covid-19 /Pixabay/Jorono/


MEDIA PAKUAN - Sebuah perusahaan mendapatkan banyak permintaan untuk mengelola barang-barang milik orang yang meninggal.

Alih-alih anggota keluarga menjadi sorotan pada isu kematian seorang diri di tengah pandemi COVID-19.

Delapan orang dengan alat pelindung diri mencari barang-barang penting seperti buku tabungan di sebuah apartemen di Daerah Nishinari, Kota Osaka.

Baca Juga: Jangan Takut Miskin, 5 Alasan Sedekah Tak Mengurangi Harta: Keluarkan Sebagian Harta untuk Fakir Miskin

Mantan penduduk adalah seorang pria berusia 60-an yang tinggal sendirian. Pejabat itu memberi tahu polisi, yang menemukan mayat pria itu tergeletak di atas kasur.

Polisi mengira dia sudah meninggal sekitar dua bulan.

Pemilik apartemen menghubungi kerabat pria itu tetapi mereka tidak mau bertanggung jawab untuk membereskan barang-barang pria itu.

Baca Juga: Merasa Terganggu, Larissa Chou Berencana Laporkan Haters ke Polisi

Jadi pemilik apartemen menghubungi Kansai Clean Service, operator yang berbasis di Osaka yang membersihkan barang-barang milik almarhum.

Layanan ini menelan biaya 400.000.

“Ini baru pertama kali terjadi. Saya tidak tahu harus berbuat apa,” katanya. “Perusahaan itu sangat membantu karena mereka melakukan segalanya mulai dari membuang perabotan hingga mendisinfeksi apartemen.”Jumlah permintaan yang mereka terima melonjak dari 813 pada 2019, menjadi 1.175 pada 2020, ketika virus corona mulai menyebar di Jepang. Pada Agustus, permintaan berjumlah 2.038 pada tahun 2021.

Baca Juga: Singgung Anak Sambung, Larissa Chou Minta Alvin Faiz Lebih Utamakan Yusuf

Jumlah permintaan yang mereka terima melonjak dari 813 pada 2019, menjadi 1.175 pada 2020, ketika virus corona mulai menyebar di Jepang. Pada Agustus, permintaan berjumlah 2.038 pada tahun 2021.

Persentase kasus yang melibatkan pembersihan khusus karena mayat yang sudah lama tidak ditemukan meningkat hampir dua kali lipat dari 35% pada 2019 menjadi hampir 70% pada 2020 dan 2021.

Perusahaan mengenakan biaya sekitar 100.000 hingga 800.000, tergantung pada jumlah pekerjaan yang dilakukan.

Baca Juga: Rizki DA Kembali Nge-Gym, Komentar Netizen Malah Bikin Panas

Menurut kantor tersebut, jumlah kematian seperti itu di Kota Osaka tumbuh sebesar 12% dari tahun sebelumnya menjadi 1.314 pada tahun 2020, angka tertinggi sejak pelacakan dimulai pada tahun 2017.

Menurut survei oleh federasi nasional petugas kesejahteraan dan pengasuhan anak pada sekitar 6.200 petugas kesejahteraan di seluruh negeri, 19,4% responden tidak melakukan kunjungan rumah atau melakukan konsultasi dari Maret hingga Agustus tahun lalu dan 66,8% melakukan kunjungan lebih sedikit.

“Menjadi lebih sulit bagi anggota keluarga dan petugas kesejahteraan untuk memeriksa orang secara teratur, yang telah meningkatkan risiko kematian tersendiri,” kata Katsuhiko Fujimori, peneliti senior di Mizuho Research & Technologies Ltd.***

 

 

Editor: Ahmad R

Sumber: https://the-japan-news.com/news/article/0007905639


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah