Miris, Taliban Kuasai Afganistan Perdaganan Manusia Kian Marak 'Ditukar dengan Senjata'

- 13 Oktober 2021, 12:53 WIB
Miris, Taliban Kuasai Afganistan Perdaganan Manusia Kian Marak 'Ada yang Ditukar dengan Senjata'
Miris, Taliban Kuasai Afganistan Perdaganan Manusia Kian Marak 'Ada yang Ditukar dengan Senjata' /Ilustrasi Pixabay/

MEDIA PAKUAN - Usai Taliban menguasa, kondisi kehidupan warga Afganistan kian terpuruk.

Banyak warga Agfanistan yang melarikan diri dari Kabul beberapa hari terakhir ini mengungkapkan kengerian situasi negaranya itu.

Negara Afganistan kini tingkat kemiskinan dan krisis politik yang tinggi hingga berakibat dampak yang luas terhadap kehidupan setiap indrividunya.

Ekonomi Afghanistan di bawah tekanan besar seiring dengan berhentinya bantuan asing, dampak perang berada, dan kekeringan.

Baca Juga: Ternyata Begini Cara Pria Indonesia Ini Dekati Wanita Cantik Asal Maroko, Walau Punya Anak dan Istri di Rumah

Sebagian besar penduduk tanpa pekerjaan dan harga makanan serta bahan bakar naik tajam, menjadikan negara itu berada dalam krisis yang mencekik.

Banyak oran tua yang gelap mata karena kesusah ekonomi, penderita demi penderita yang dialaminya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Hingga akhirnya bagi orang tua yang memiliki anak gadis terpaksa menjual anak gadisnya, meskipun dibawah umur.

 

Ini juga akhirnya menyebabkan beberapa keluarga terpaksa menjual atau menikahkan anak perempuan mereka di bawah umur.

Baca Juga: Manfaat Jagung Rebus untuk Wanita yang Sedang Hamil, Simak Penjelasannya!

Sebuah laporan media lokal negara itu, membawa kabar miris, di mana beberapa keluarga dikatakan telah menikah dengan anak-anak mereka di bawah umur dengan pria paruh baya karena tidak akan lagi menjalani biaya hidupnya.

Beberapa keluarga lainnya bahkan menjual anak mereka dengan keseimbangan uang, peternakan, bahkan senjata.

Melansir dari Inayatulhaq Yasini, wartawan BBC World Service, berbicara kepada mereka tentang keputusan menjual putri mereka.

"Putra kami mengalami epilepsi dari usia empat tahun dan kami tak punya uang untuk berobat," kata ayah Nazanin.

Baca Juga: Merah Merona dengan 4 Bahan Alami Berikut ini, Bye-bye Bibir Hitam!

Dalam upaya untuk mencari biaya berobat, keluarga itu memutuskan untuk menjual putrinya.

"Saya ambil uangnya dan setuju untuk menjual anak perempuan tertua untuk menikah. Saya gunakan uang itu untuk membayar berobat putra saya. Tapi anak saya tak sembuh juga dan saya kehilangan putri saya," kata ibunya.

"Bila seseorang menjual anak kecilnya dengan cara itu, tentu saja ada penyesalan. Saya juga menyesal, tapi itu tak ada gunanya," kata ayahnya menyela.

Laporan tersebut, yang dimuat kembali Al-Arabiya , mencatat bahwa meskipun praktik penjualan gadis di bawah umur, kejadian baru, hal itu lebih umum setelah Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus.***

Editor: Popi Siti Sopiah


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah