"Menunjukkan bahwa kita (AS atau sekutunya) tidak akan menerima China atau negara lain yang membuat klaim maritim yang tidak berdasar,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa AS perlu mempertahankan kehadiran yang berkelanjutan dan disengaja di Pasifik.
"AS masuk secara sporadis (dan) keluar ... tapi itu transit dari titik A ke titik B dan itu bukan kehadiran yang terus-menerus," katanya.
Dalam insiden terbaru, Kapal laut AS USS Benfold (DDG-65) melakukan transit di dekat Kepulauan Spratly, yang menurut AS tidak ada negara yang berhak mengklaim karena di bawah hukum internasional.
Sementara itu, militer China mengklaim telah mengusir kapal perang AS tersebut setelah transit.
Kemudian, Angkatan Laut AS membantah anggapan bahwa kapalnya diusir dan menekankan klaim teritorial China tidak berdasar.
Angkatan Laut AS pada 8 September 2021 lalu menyatakan bahwa Pernyataan PLA (militer China) adalah yang terbaru dari serangkaian panjang tindakan China untuk salah menggambarkan operasi maritim AS yang sah dan menegaskan klaim maritimnya yang berlebihan dan tidak sah dengan mengorbankan tetangganya di Asia Tenggara di Laut China Selatan.
Sebelumnya pun diberitakan bahwa Komandan kapal induk AS Laksamana Dan Martin yang ditempatkan di Laut Natuna Utara mengatakan tujuannya di wilayah itu untuk kebebasan semua negara untuk bernavigasi di perairan internasional.
Baca Juga: Turunkan Tekanan Darah dengan Ramuan Seledri dan Jeruk Lemon