Islam di Palestina Terus Bertambah Israel Was-Was, Tempuh Jalan Ini

- 24 Juli 2021, 09:13 WIB
Islam Palestina! Mualaf Terus Bertambah Israel Was-Was, Ternyata Penyebabnya Ini
Islam Palestina! Mualaf Terus Bertambah Israel Was-Was, Ternyata Penyebabnya Ini /Ilustrasi Pixels/

MEDIA PAKUAN - Biro pusat statistik Israel merilis, pada akhir tahun 2018 populasi Muslim Israel bertambah 1,598 juta, atau 17,8 %.

Bukan tanpa sebab, hal ini terjadi dikarenkan pernikahan campuran orang Yahudi dan Arab menjadi faktor utama.

Pemerintah dan masyarakat Israel memandang pernikahan campuran ini bukan hal yang positif.

Baca Juga: Jadikan Harry Kane Pemain Termahal Dunia, Manchester City Gigit Jari

Alasannya mereka adalah musuh bebeyutan, konflik Palestina-Israel yang telah berpuluh tahun terjadi menjadi pertumpahan darah.

Melansir dari Sputnik News, Sabtu, 24 Juli 2021. Lehava, sebuah organisasi yang menentang asimilasi tidak suka dengan fenomena mualaf dari pernikahan campuran tersebut.

Berbagai upaya ditempuh Lehava untuk mengahasut mereka supaya kembali. Anat Gopstein dan suaminya mencoba membujuk para mualaf kembali ke agama Yahudi.

Hal ini juga menjadi alasan mengapa masyarakat Israel berjuang memahami apa yang bisa mendorong seorang wanita Yahudi ke dalam pelukan ‘musuh’.

Baca Juga: Lowongan Kerja di JNT Express Juli 2021: Dibutuhkan Koordinator dan Admin Drop Point

Terjadinya kebangkitan warga Yahudi ini dipicu pada tahun 2017 ketika Noy Shitrit, seorang perempuan muda Yahudi dari Israel selatan, masuk Islam dan menikah dengan seorang Arab Israel.

Kisah Noy membuat kelompok Lehava terusik karena pria yang menikahinya ternyata kasar. Anggapan Lehava.

"Banyak dari gadis-gadis ini (yang akhirnya pindah agama) berasal dari latar belakang bermasalah. Beberapa tertarik pada perhatian yang dia berikan padanya, yang lain terpesona oleh hadiah. Hubungan ini selalu dimulai dengan 'wow' tetapi semuanya berakhir dengan masalah," katanya.

Lehava menganggap para gadis Yahudi yang pindah agama melalui pernikahan campuran tersebut sebagai pihak "yang tersesat".

Baca Juga: Jadikan Harry Kane Pemain Termahal Dunia, Manchester City Gigit Jari

Hal itu menjadi salah satu alasan mengapa pada tahun 2005, Anat bersama suaminya mendirikan oraganisasi Lehava.

Menurut Anat, selain membantu para "petobat" menemukan jalan kembali ke Yudaisme, organisasi ini juga dikenal membantu anak-anak muda dari latar belakang bermasalah untuk berintegrasi ke dalam masyarakat.

Mereka juga membantu perempuan yang mengalami pelecehan fisik atau sosial untuk kembali ke kehidupan normal.

Baca Juga: Datangkan Cristiano Ronaldo, Pep Guardiola Optimis Manchester City Kalahkan PSG dan MU

Sekarang, Anat mengklaim dia menerima lima permintaan bantuan setiap hari. Beberapa berasal dari wanita, yang "bertobat" dan yang ingin mencari jalan keluar.

Lainnya dikirim oleh keluarga atau kenalan, yang tahu tentang hubungan yang kasar dan ingin membantu mereka mengakhiri masalah tersebut.

Meskipun banyak orang di Israel menganggap Lehava sebagai gerakan sayap kanan yang mengumbar hasutan dan bahkan teror, Anat mengatakan "kemunafikan permainan politik" tidak akan menghentikannya untuk melanjutkan aktivitasnya.

Arikel ini sudah tayang di Sputnik News pada Kamis, 10 Desember 2020.***

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah