WhatsApp Blokir Akun Ratusan Jurnalis Palestina, Ada Apa?

- 25 Mei 2021, 19:46 WIB
 Salah satu warga Palestina ditangkap polisi Israel terkait penolakan terhadap kaum Yahudi yang memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa 23 Mei 2021/Instagram/@eye.on.palestine   
Salah satu warga Palestina ditangkap polisi Israel terkait penolakan terhadap kaum Yahudi yang memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa 23 Mei 2021/Instagram/@eye.on.palestine   /

 
MEDIA PAKUAN - Pasca Pertempuran yang terjadi antara Israel dan Palestina yang terjadi Mei 2021 ini, Aplikasi chatting WhatsApp dikabarkan memblokir sejumlah akun milik para jurnalis Palestina.
 
Seperti diketahui pada Jumat, 21 Mei 2021 lalu sekira pukul 2:00 waktu setempat gencatan senjata antara Palestina dan Israel dimulai.
 
Gencatan senjata mengakhiri konflik panas yang terjadi antara Israel dan Palestina selama 11 hari.
 
 
 
Namun, tak lama dari gencatan senjata dua jurnalis di biro AFP Kota Gaza menerima pemberitahuan dari WhatsApp dalam bahasa Arab yang isinya memberi tahu akun mereka telah diblokir.
 
Dikutip dari France Jurnalis lain di Yerusalem dan Tepi Barat juga mengatakan akun WhatsApp mereka diblokir. 
 
Seorang kru dari saluran berita yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, mengatakan mereka kemudian mengajukan keluhan kepada pemilik WhatsApp dan Facebook hingga akhirnya akun mereka kembali dipulihkan.
 
 
Wakil presiden Sindikat Jurnalis Palestina, Tahseen al-Astall, mengatakan pemblokiran akun ini dialami sekitar 100 wartawan di Gaza.
 
Sementara itu, Pusat Pengembangan Media Sosial Arab mengatakan pemblokiran akun WhatsApp bukanlah insiden yang terisolasi.
 
Berdasarkan sebuah laporan kelompok yang berbasis di kota ketiga Israel, Haifa, mendokumentasikan 500 kasus terkait hak digital Palestina yang telah dilanggar pada 6 Mei 2021 dan 19 Mei 2021.
 
 
"Konten dan akun dihapus, dikurangi dan dibatasi, tagar disembunyikan, dan konten yang diarsipkan dihapus. Sebanyak 50 persen dari laporan ini adalah tentang Instagram, 35 persen Facebook, 11 persen Twitter, dan 1 persen Tik Tok," seperti dikutip dari laporan itu.
 
Berdasarkan laporan itu, perusahaan tidak memberikan penjelasan mengenai penghapusan atau penangguhan di mayoritas tanggapan mereka kepada pengguna. 
 
Namun, alasan yang disajikan kepada pengguna termasuk ujaran kebencian, pelanggaran standar komunitas, permintaan bukti identitas, dan lain-lain.***
 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x