Genosida di Tigray Mengundang Perhatian, Abune Mathias Buka Suara

- 9 Mei 2021, 16:23 WIB
ILUSTRASI pembantaian.*
ILUSTRASI pembantaian.* /DOK. PRFM



MEDIA PAKUAN-Pembantaian atau Genosida yang terjadi di Tigray, Ethiopia mendapat perhatian dunia. 

Kepala Gereja Ortodoks Ethiopia, Abune Mathias ikut komentar  tentang konflik di wilayah yang telah menewaskan ribuan orang.


Abune Mathias meminta kepada kepada pemimpin kelompok gereja yang berbasis di AS bernama Bridge of Hope International, Dennis Wadley, untuk memposting Videonya,.
Baca Juga: NGERI! Kasus Kematian Akibat Corona di India Capai 4.187 Orang Setiap Hari
"Dia ingin dunia mengetahui kebenaran tentang apa yang terjadi di Tigray," kata Wadley kepada Reuters.

Abune Mathias, menjabat sebagai kepala gereja sejak tahun 2013.

Pada awal November pertempuran meletus di Tigray, antara pasukan federal dan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).

Pada akhir November, pemerintah telah mengumumkan kemenangan dan wilayah itu kembali kemjadi normal. Sementara itu, Kelompok bantuan mengatakan banyak bagian dari Tigray tetap tidak dapat dijangkau karena konflik yang sedang berlangsung.

Video itu dimuai ketika  Abune Mathias berbicara kepada semua orang Etiopia dan komunitas internasional.

“Saat ini, di seluruh Ethiopia pada umumnya dan di Tigray pada khususnya, banyak dilakukan barbarisme," katanya dalam sebuah video itu.
Baca Juga: Bentrokan di Palestina Terjadi Setiap Hari, Warga: Bagaimana Kita Bisa Hidup?
"Genosida sedang dilakukan sekarang," lanjutnya.

Sementara itu, kepala satuan tugas pemerintah di Tigray, Redwan Hussein, tidak menjawab permintaan komentar tentang video tersebut, Sabtu, 08 Mei 2021.

Selain itu, Perdana Menteri Abiy Ahmed mengatakan, dia merasa kecewa di masa lalu akibat kematian warga sipil dalam perang. kini ia akan menyelidiki semua dugaan pelanggaran dan membawa pelaku ke pengadilan.

Dalam sebuah videonya, Abune Mathias, yang merupakan etnis Tigrayan dan tinggal di Addis Ababa, mengatakan bahwa dia telah dicegah untuk tidak berbicara tentang kekejaman. Sementara itu dia tidak menceritan secara rinci siapa yang melarangnya itu.

"Abune Mathias tidak menulis atau mempersiapkan ini. Dia duduk selama sekitar 10 detik dalam diam dan kemudian berbicara selama lebih dari 14 menit seperti yang Anda lihat di video. Itu dari hatinya dalam satu pengambilan tanpa pengeditan." kata Wadley. Dia telah merekam video itu  selama kunjungan ke Ethiopia.

Baca Juga: Tak Diizinkan Sholat, Pemuda Palestina Bentrok dengan Polisi Israel di Masjid Al Aqsa Yerussalem

Dia diminta Abune Mathias untuk memposting video itu ketika dia kembali ke Amerika Serikat.***


Editor: Hanif Nasution

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x