Kemarahan berhamburan di Myanmar sejak Kudeta 1 Februari diamana digulingkannya pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
Para pengunjuk rasa menyebut aksi tersebut sebagai "revolusi musim semi," dengan dilakukannya pawai jalanan, tindakan unik pemberontakan tanpa kekerasan, dan kampanye pembangkangan sipil yang bertujuan menjatuhkan kembali aparat pemerintah.***