Unjuk Rasa Merebak Kembali di Myanmar, Menuntut Diakhirinya Pemerintahan Militer

- 20 Februari 2021, 15:49 WIB
Demonstran berbaris selama protes menentang kudeta militer, di dekat kuil di Bagan, Myanmar / REUTERS / Stringer
Demonstran berbaris selama protes menentang kudeta militer, di dekat kuil di Bagan, Myanmar / REUTERS / Stringer /

MEDIA PAKUAN-Aksi unjuk rasa terjadi kembali di Myanmar. Para pengunjuk rasa dari berbagai etnis minoritas, penulis dan penyair dan pekerja transportasi turun ke jalan. Mereka menuntut diakhirinya pemerintahan militer dan pembebasan Aung San Suu Kyi.

Protes terhadap kudeta yang menggulingkan pemerintah terpilih yang terjadi awal Februari lalu belum ada tanda-tanda menyurut.

Baca Juga: Di Pertemuan dengan Teten Masduki, Shopee Katakan bahwa Pedagang Lokal dan UMKM di Platform Capai 97 Persen

Sebelumnya pada Jumat, seorang wanita meninggal terkena tembakan dibagian kepalanya pada minggu lalu oleh polisi yang mencoiba membubarkan kerumunan pengunjuk rasa, di ibu kota, Naypyitaw.

Baca Juga: Semua Korban Longsor Ngetos Kabupaten Nganjuk Ditemukan, Begini Penjelasan Kepala Basarnas Jatim

Kematian wanita muda tersebut, menjadi korban pertama diantara orang-orang penentang kudeta dalam unjuk rasa tersebut.

Tidak sedikit orang-orang anak muda di kota Yangon membawa karangan bung dimana saat upacara peringatan untuknya.

Departemen Luar Negeri mengatakan, AS sedih melihat kekerasan yang terjadi kepada pengunjuk rasa, dan mereka mengutuk atas kejadian itu.

Para pengunjuk rasa, meminta dengan tuntutan pemuliahn pemerintahan terpilih, pembebasan Suu Kyi dan penghapusan konstitusi 2008, yang dibuat atas pengawasan militer sehingga memberi tentara peran utama dalam politik.

Selain itu, Pemimpin pemuda dari minoritas Naga dan penyelenggara protes pada Sabtu mengatakan bahwa, para pengunjuk rasa juga menuntut sistem federal.

Baca Juga: Jokowi Minta Dunia Usaha Perluas Lapangan Kerja, Demi Percepat PEN akibat Corona

Sementara itu, beberapa partai minoritas meragukan tujuan federalisme komitmen Suu Kyi, sekaranglah waktunya bagi semua penentang militer untuk bersatu, katanya.

"Kami harus memenangkan pertarungan ini. Kami berdiri bersama dengan orang-orang. Kami akan berjuang sampai akhir kediktatoran," katanya kepada media.***

Editor: Hanif Nasution

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x