Network
MEDIA PAKUAN - Akibat mengekang kemajuan dalam penyembuhan infeksi Covid 19. Dolar AS tumbang ke level terendah.
Selain dolar AS, Greenback juga mengalami kejatuhan ke level terendah tiga tahun terhadap dolar Selandia Baru, karena kebanyakan pedagang mencari mata uang memiliki hubungan yang aman dengan perdagangan komoditas global karena prospek ekonomi yang membaik.
Dolar AS yang kebanyakan orang menganggap sebagai aset yang aman elama masa ketidakpastian, diperkirakan akan mengalami kejatuhan lebih jauh karena banyaknya investor fokus pada pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid 19 yang berkepanjangan.
"Mata uang komoditas dan pound sangat kuat terhadap dolar, dan tren ini tampaknya akan berlanjut," kata ahli strategi valuta asing di Daiwa Securities, Yukio Ishizuki.
"Program vaksinasi Inggris membuat banyak kemajuan. Aktivitas ekonomi secara bertahap kembali normal di banyak tempat, yang memberikan tekanan pada dolar,"
Sejak Maret 2018 Dolar Australia mencapai 0,7892 dolar, menempati posisi tertinggi, sementara mata uang Selandia Baru naik menjadi 0,7315 dolar, terkuat sejak April 2018.
Baca Juga: Menaker Usahakan Akan Menyalurkan Sisa BLT BPJS Ketenagakerjaan, Segera Cek Penerima di www.kemnaker.go.id
Lembaga pemeringkat Fitch mengatakan, meskipun dengan prospek negatif, peluncuran vaksin akan mengurangi risiko terhadap ekonomi Australia sepanjang tahun.
Sementara itu, angka euro terakhir diperdagangkan pada 1,2124 dolar, Pound Inggris dibeli 1,4030 dolar, sementara terhadap yen, dolar bertahan stabil di 105,45.
Karena masih ada beberapa investor yang optimis terhadap greenback, membuat posisi jual bersih dolar AS jatuh dalam empat minggu berturut-turut.***
