Iran Protes!Kapal Minyaknya Disita Bakamla RI, Minta Penjelasan Dari Indonesia

- 26 Januari 2021, 11:37 WIB
Tentara Iran di wilayah Sir Abu Nu'Ayr yang berada di Teluk Persia.
Tentara Iran di wilayah Sir Abu Nu'Ayr yang berada di Teluk Persia. /AFP/Atta Kenare/
 
 
MEDIA PAKUAN - Dua kapal tanker berbendera Iran dan Panama diamankan Badan Keamanan Laut (Bakamla) Indonesia dalam operasi Trisula I 2021.
 
Kedua kapal tersebut diduga melakukan pengalihan bahan bakar minyak secara ilegal di perairan Pontianak, Kalimantan Barat 
 
 
Kapal KN Maroe 322 yang dikomandoi Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartono mengamankan kedua kapal beserta para awaknya pada Minggu, 24 Januari 2021.
 
Mengetahui hal itu, Iran meminta penjelasan terkait alasan penyitaan sebuah kapal berbendera Iran dari Indonesia.
 
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan, penyitaan itu persoalan teknis dan masalah itu sering terjadi dalam pengiriman lewat kapal. 
 
 
"Organisasi pengelola pelabuhan kami dan perusahaan pemilik kapal sedang mencari penyebab masalahnya agar bisa diselesaikan,” ujarnya pada Senin malam, 25 Januari 2021 seperti dikutip dari VOA Indonesia.
 
Sementara itu, juru bicara Bakamla RI Kolonel Wisnu Pramandita mengatakan, kedua kapal tangki itu telah diantarkan ke Batam untuk penyelidikan lebih lanjut.
 
"Kapal-kapal itu tertangkap basah sedang mentransfer minyak dari MT Horse ke MT Freya dan ada tumpahan minyak di sekitar kapal tangki penerimanya," katanya.
 
 
Penangkapan kedua kapal tanker minyak itu bermula saat kapal Bakamla RI mendeteksi kedua kapal itu pada pukul 05.30 waktu setempat. 
 
"Awalnya mereka merahasiakan identitas dengan tidak menunjukkan bendera mereka, mematikan sistem identifikasi otomatis, serta tidak menanggapi panggilan radio," kata Wisnu
 
Selain dua kapal tanker, sebanyak 61 awak kapal yang berkewarganegaraan Iran atau China telah ditahan. 
 
 
Padahal menurutnya organisasi maritim Internasional mewajibkan kapal menggunakan transponder untuk keamanan dan transparansi. 
 
Biasanya crew kapal bisa mematikan perangkat jika ada bahaya pembajakan atau bahaya serupa lainnya. 
 
"Namun transponder sering dimatikan untuk menyembunyikan lokasi kapal bila sedang melakukan kegiatan terlarang," tambahnya.
 
 
Iran diduga sering merahasiakan tujuan kapalnya untuk penjualan minyak ilegal dengan menonaktifkan sistem pelacakan pada kapal-kapal tangkinya. 
 
Pada 2018 lalu, Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan enam negara besar lainnya. 
 
Waktu itu Trump memberlakukan kembali sanksi untuk menghentikan ekspor minyak Teheran.*** (Samsun Ramlie)
 

Editor: Ahmad R


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x