Iran Siap Pamerkan Rudal Hipersonik Terbarunya, Setelah Rangkaian Ujicoba Senjata Lainnya

30 Mei 2023, 21:59 WIB
Rudal balistik Khybar yang memiliki jangkauan 2.000 kilometer dan memiliki kemampuan untuk membawa hulu ledak seberat 1.500 kilogram. /

MEDIA PAKUAN - Komandan Angkatan Udara Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Amir Ali Hajizadeh, Senin mengatakan bahwa Iran akan segera mendemonstrasikan rudal hipersonik baru.


Mengutip Kantor berita Iran, IRNA Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh mengatakan “Rudal hipersonik telah menyelesaikan pengujiannya dan akan segera diluncurkan,” katanya.


Menurutnya rudal baru ini dapat terbang dengan kecepatan 12-15 Mach (8.893-11.116 mil per jam).


Ia dapat bermanuver baik di dalam maupun di luar atmosfer bumi dan mampu menargetkan sistem pertahanan rudal musuh dan mampu melewati semua sistem pertahanan rudal.


Rudal hipersonik dapat terbang dengan kecepatan setidaknya lima kali lebih cepat dari kecepatan suara dan hampir mustahil untuk mencegatnya.

 
Hal tersebut diumumkan setelah Kamis lalu Iran meluncurkan rudal balistik baru Kheibar, yang mampu mencapai jarak 2.000 kilometer dan membawa hulu ledak seberat 1,5 metrik ton atau 1500 kg.

Sejauh ini hanya Rusia, sekutu militer dekat Iran, yang telah mengembangkan senjata semacam itu.

Iran juga mengatakan telah menguji Ghaem 100, kendaraan peluncuran ruang angkasa tiga tahap pertamanya, yang akan mampu menempatkan satelit seberat 80 kg (180 pon) di orbit 500 km (300 mil) dari permukaan bumi.

Sejauh ini Iran telah mampu mengembangkan industri senjata domestik dalam jumlah yang besar meskipun menghadapi sanksi dan embargo internasional.

Analis militer Barat mengatakan Iran terkadang melebih-lebihkan kemampuan persenjataannya.

Amerika Serikat mengklaim bahwa program rudal Iran merupakan ancaman serius terhadap keamanan, dan percaya kendaraan peluncuran ruang angkasa dapat digunakan untuk mengangkut hulu ledak nuklir.


Namun Republik Islam ini berulangkali menegaskan bahwa program misilnya untuk tujuan pertahanan sambil bersikeras bahwa program tersebut tidak untuk negosiasi.***

Editor: M Hilman Hudori

Tags

Terkini

Terpopuler