Mengejutkan ! Para Ilmuwan Pecahkan Misteri Pengiriman Balok Batu Piramida Giza Zaman Mesir Kuno 

30 Agustus 2022, 22:26 WIB
Piramida Agung Giza /Pixabay / Pete Linforth

 

MEDIA PAKUAN - Para ilmuwan dari French University of Aix-Marseille yang sedang melakukan penelitian terhadap fosil butiran serbuk sari dari Giza, memecahkan misteri tentang bagaimana orang Mesir kuno berhasil membangun piramida agung itu. 


Dalam publikasinya di jurnal ilmiah Pnas, disebutkan bahwa keadaan saat itu memungkinkan untuk membangun struktur batu raksasa dengan volume air cabang kuno Sungai Nil yang mengalir penuh.


Bentang alam sungai Nil pada abad milenium ke-3 SM saat itu, diyakini mampu memfasilitasi pembangunan piramida Giza.

Ahli geografi fisik, Hader Sheisha dari Universitas Aix Marseille mengungkapkan bahwa untuk membangun piramida, makam, dan kuil yang berada di dataran tinggi, para insinyur Mesir kuno memanfaatkan Sungai Nil dan banjir tahunannya.


Mereka menggunakan metode pengalihan sistem saluran dan cekungan yang membentuk kompleks pelabuhan di kaki dataran tinggi Giza. 


Di dataran tinggi Giza di sebelah timur kompleks piramida, para ahli menemukan banyak tanaman berbunga herbal, yang kemudian mengekstraksi butiran serbuk sari itu bersama sampel batu yang diekstraksi dari sumur, menggunakan jenis pengeboran khusus.


Berdasarkan hal tersebut, para peneliti menemukan fakta bahwa pada waktu itu di sekitar lokasi pembangunan kontruksi, terdapat waduk yang permanen. 


Berdasarkan hal tersebut para ilmuwan membuat kembali gambar lanskap Mesir kuno, untuk menelusuri naik turunnya permukaan air di cabang Khufu Sungai Nil.


Saat ini Sungai Nil berjarak sekitar delapan kilometer dari Piramida, yang dikelilingi oleh dataran berpasir yang luas. Tentu saja Ini adalah jarak yang sangat jauh untuk proses transportasi darat.


Tetapi jika anak sungai Nil dialiri dengan air yang penuh, hal itulah yang memungkinkan dan memudahkan pengiriman bahan bangunan yang berat ke kompleks piramida Giza.

Menurut ahli cabang sungai Khufu memiliki permukaan sangat tinggi selama era Cheops, Khafre dan Menkaur.


Namun sejauh ini, belum ada jawaban pasti bagaimana proses konstruksi berlangsung dan sarana teknis apa yang digunakan saat itu.


Pada awalnya Piramida Agung di Giza memiliki ketinggian 146,6 m dan terdiri dari 2,3 juta blok dengan berat total 6 juta ton.


Pembangunan dengan cara kuno telah berhasil menempatkan batu-batu di atas satu sama lainnya, yang kemudian membentuk struktur kompleks  labirin internal.


Piramida Agung Giza, satu-satunya yang tersisa dari tujuh keajaiban dunia, yang terdaftar sebagai Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO.***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: www.pnas.org

Tags

Terkini

Terpopuler