Di tengah sanksi ekonomi terberat pada sebuah negara dalam sejarah modern, sejak Januari 2022.
Mata uang Rusia telah mengalami perubahan luar biasa dimana Rubel telah melonjak sebesar 40% terhadap dolar AS.
Rubel turun kurang dari satu sen AS pada awal Rusia melakukan serangan militernya ke Ukraina.
Jeffrey Frankel, profesor pembentukan dan pertumbuhan modal di Harvard Kennedy School.
Dia mengatakan ini adalah situasi yang tidak biasa, sebuah negara yang menghadapi sanksi internasional dan konflik militer besar, akan membuat investor melarikan diri dan arus keluar modal yang stabil, menyebabkan mata uangnya turun," katanya.
Baca Juga: Walau Sudah Tua, Jenderal Arab Saudi Ini Bisa Punya 4 Anak Usai Nikah dengan TKW Indonesia
Ia menambahkan " Tetapi tindakan agresif Rusia yang luar biasa untuk menahan uang agar tidak meninggalkan negara itu, dikombinasikan dengan kenaikan dramatis harga bahan bakar fosil, bekerja untuk menciptakan permintaan rubel dan mendorong nilainya, " ungkapnya.
Setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, melonjaknya harga komoditas minyak dan gas alam Rusia, menjadi alasan utama pemulihan rubel.
Tatiana Orlova, ekonom pasar negara berkembang terkemuka di Oxford Ekonomi, menyatakan "Harga komoditas saat ini sangat tinggi, meskipun ada penurunan volume ekspor Rusia karena embargo dan sanksi, kenaikan harga komoditas lebih dari mengkompensasi penurunan ini," jelasnya.
Ia menambahkan "Ketika impor runtuh, disisi lain ekspor melonjak," kata Orlova.
Dari ekspor tersebut Rusia menarik hampir $20 miliar per bulannya. Pembeli asing telah memenuhi permintaan untuk membayar energi dalam rubel, yang mendorong nilai mata uang tersebut.
Disaat yang sama, sanksi Barat dan gelombang bisnis yang meninggalkan negara itu telah menyebabkan penurunan impor.
Pada empat bulan pertama tahun ini, surplus akun Rusia antara ekspor dan impor naik ke sebesar $96 miliar.
Namun para ahli menekankan meskipun rebound rubel dan ekspor minyak Rusia untuk sementara waktu telah melindungi ekonominya dari sanksi, mungkin dalam jangka pendek.
Ekonomi Rusia kehilangan sekitar $200 juta dolar per hari - atau $70 miliar setiap tahun - sebagai akibat langsung dari perang.
Institut Keuangan Internasional IIF memperkirakan ekonomi Rusia menyusut 15% tahun ini , menghapus lebih dari satu dekade pembangunan ekonomi.***