Dipandang sebagai Musuh di NATO, Turki Disarankan Bergabung dengan Aliansi CSTO

24 Mei 2022, 10:44 WIB
Dipandang sebagai Musuh di NATO, Turki Disarankan Bergabung dengan Aliansi CSTO /Reuters/Francois Lenoir/
 
MEDIA PAKUAN - Sejarawan Turki Mehmet Perincek mengungkapkan bahwa masa depan Turki bukan di NATO, berdasarkan perkembangan yang telah terjadi selama ini Turki tidak dipandang sebagai sekutu aliansi itu.
 
Mehmet menekankan bahwa Turki lebih relevan jika bergabung dalam keanggotaan CSTO. Ankara tidak dapat memastikan pertumbuhan ekonomi dan keamanannya di NATO.
 
CSTO adalah aliansi pertahanan yang beranggotakan negara-negara bekas wilayah Uni Soviet yakni Rusia, Belarus,Armenia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. 
 
Baca Juga: Benjamin Mendy Tolak Tuduhan Sembilan Kasus Pelanggaran Seksual yang Dituduhkan Kepadanya
 
CSTO didirikan Mei 2002 dalam rangka Persemakmuran Negara-negara Merdeka (CIS)
 
Sebelumnya, Uzbekistan merupakan salah satu anggota dan pendiri aliansi itu hingga tahun 2012, negara tersebut mengundurkan diri dengan alasan yang tidak rinci.
 
Sejarawan Turki melihat untuk waktu yang lama, NATO tidak melihat Turki sebagai sekutunya, mereka telah lama mengeluarkan Turki dari persamaan. 
 
Baca Juga: Rusia Umumkan Sengketa Dua Kepulauan dengan Finlandia: Akibat Keinginan Bergabung ke NATO
 
Seperti yang diketahui di  perang Suriah, AS mendukung Partai Pekerja Kurdistan yang melawan Turki. Partai itu dilarang oleh Turki dan di klaim sebagai teroris.
 
AS dan NATO membentuk blok anti-Turki di Mediterania Timur, pada pertemuan NATO di Italia dan Norwegia. 
 
Menurutnya Turki telah dipandang sebagai musuh,  masa depan Turki tidak ada di NATO, Ankara tidak dapat memastikan keamanannya, pertumbuhan ekonominya di dalam NATO. 
 
Baca Juga: Dibuka Kembali Layanan SIM Keliling Jakarta pada 24 Mei 2022 Berikut ini Lokasinya
 
"Turki perlu mengalihkan pandangan ke Eurasia, Rusia, Cina, Suriah, Azerbaijan. Keanggotaan Turki di NATO tidak merugikan Turki. Sekarang saatnya telah tiba untuk menarik diri dari NATO, itu telah menjadi suatu keharusan, ”kata Mehmet.

Ia menambahkan bahwa setelah keluar dari aliansi itu, Turki dapat mengorganisir blok militer dengan negara-negara Eurasia, mengembangkan kerja sama ke arah ini. 
 
"Mengingat strategi NATO ditujukan untuk menabur perang, sehingga keanggotaan dalam CSTO atau organisasi baru lainnya akan menjadi relevan bagi Turki dalam waktu dekat," pungkasnya..*** 
Editor: Adi Ramadhan

Sumber: vz.ru

Tags

Terkini

Terpopuler