MEDIA PAKUAN - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov mengatakan perwakilan akademisi membocorkan bahwa larangan penggunaan kapal selam tak berawak Poseidon dan rudal antarbenua Sarmatian.
Agenda tersebut akan menjadi agenda yang dilarang di masa depan.
Di saluran TV Soloviev ia mengatakan AS ingin membatasi atau melarang penggunaan kapal selam tak berawak Poseidon.
"Termasuk rudal balistik antarbenua Sarmat dalam perjanjian pengendalian senjata di masa depan," katanya.
Komandan Pasukan Rudal Strategis (RVSN), Sergei Karakaev , mencatat bahwa Sarmat dapat dilengkapi dengan beberapa hulu ledak hipersonik Avangard.
Sementara itu Poseidon pertama kali diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin pada 1 Maret 2018.
Sehari sebelumnya, Ketua Roscosmos, Dmitry Rogozin, menyebut Sarmat dalam konteks yang membahas terkait bergabungnya Finlandia dan Swedia dengan NATO.
Pada 20 April, ICBM Sarmat diuji coba pertama kalinya dari kosmodrom Plesetsk dalam program uji negara.
Baca Juga: Dapat Bonus Karena Layani Majikan Arab Saudi, TKW Indonesia Ini Selalu Membuat Pelanggannya Puas
Dan dilanjutkan dengan pengumuman pengiriman ICBM Sarmat ke pasukan rudal strategis oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Para ahli menyebut bahwa RS-28 Sarmat mampu mengirimkan kendaraan re-entry ganda dengan berat hingga 10 ton ke mana saja di dunia.
RS-28 Sarmat adalah sistem rudal strategis berbasis silo dengan rudal balistik antarbenua multi-tahap berbahan bakar cair.
Komandan Pasukan Rudal Strategis (RVSN), Sergei Karakaev , mencatat bahwa Sarmat dapat dilengkapi dengan beberapa hulu ledak hipersonik Avangard.
Sementara itu Poseidon pertama kali diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin pada 1 Maret 2018.
Poseidon mencapai kecepatan hingga 200 km / jam, tanpa awak dengan jangkauan yang tidak terbatas, mampu menyelam melebihi kedalaman 1 km.
Dua kapal selam Poseidon akan melengkapi Armada Utara dan Pasifik , yang mampu membawa hulu ledak nuklir dengan kapasitas hingga dua megaton.
Poseidon juga bisa dilengkapi dengan hulu ledak konvensional, mampu menghancurkan infrastruktur musuh dan kelompok kapal induk.***