Ditengah Konflik Rusia-Ukraina, ISIS Bersumpah 'Balas Dendam' Atas Kematian Mantan Pemimpinnya

18 April 2022, 14:38 WIB
Ditengah Konflik Rusia-Ukraina, ISIS Bersumpah 'Balas Dendam' Atas Kematian Mantan Pemimpinnya /terrorism-info.org.il

MEDIA PAKUAN - Invasi Rusia ke Ukraina bagi kelompok bersenjata ISIS adalah sebuah harapan besar.

Menurut kelompok ISIS dengan perang Rusia - Ukraina dinilai akan menghancurkan musuh-musuh Islam.

Baru-baru ini Kelompok ISIS pada hari Minggu bersumpah "balas dendam" atas pembunuhan mantan pemimpinnya, menyerukan para pendukungnya untuk mengambil keuntungan dari perang di Ukraina untuk melancarkan serangan di Eropa.

Hal itu di ungkapkan juru bicara ISIS melalui pesan telegramnya yang berbunyi:

Baca Juga: Rusia Bangun Kapal Induk Supercarrier 23000E Shtorm, Amerika Gentar

“Kami mengumumkan, mengandalkan Tuhan, kampanye yang diberkati untuk membalas dendam” atas kematian Abu Ibrahim al-Qurashi dan mantan juru bicara ISIS.

Juru bicara baru Abu-Omar al-Muhajjir, meminta para pendukungnya untuk melanjutkan serangan di Eropa, mengambil keuntungan dari "kesempatan yang tersedia" dari "para tentara salib yang saling berperang" ditengah invasi Rusia ke Ukraina.

seperti diketahui Pemimpin kelompok militan ISIS meninggal pada awal Februari ketika dia meledakkan bom untuk menghindari penangkapan AS di barat laut Suriah.

Sementara, Gedung Putih dan pejabat pertahanan AS mengatakan.

Baca Juga: Jelang Pilpres Marcon dan Le Pen Adu Pengaruh, Halal Jadi Isu Krusial Ditengah Kaum Yahudi dan Muslim

Pada 10 Maret, kelompok itu mengkonfirmasi kematiannya, bersama dengan mantan juru bicara kelompok itu, menunjuk Abu Hasan al-Hashemi al-Qurashi sebagai pemimpin baru.

sekedar info tentang pemimpin baru, yang merupakan kepala ketiga kelompok ekstremis itu sejak awal.

Setelah kehilangan wilayah terakhir mereka di bawah serangan militer yang didukung oleh koalisi pimpinan AS pada Maret 2019, sisa-sisa ISIS di Suriah sebagian besar pergi ke tempat persembunyian gurun.

Mereka telah menggunakan tempat persembunyian tersebut untuk menyergap pasukan pimpinan Kurdi dan pasukan pemerintah Suriah. Para ekstremis juga terus meningkatkan serangan di Irak.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Alarabiya Net

Tags

Terkini

Terpopuler