Karma Rusia Serang Ukraina, Ekonomi Rusia akan Mengalami Titik Terendah 35 Persen Di Q2

23 Maret 2022, 15:28 WIB
Karma Rusia Serang Ukraina, Ekonomi Rusia akan Mengalami Titik Terendah 35 Persen Di Q2 /

MEDIA PAKUAN -Konflik Rusia dan Ukraina memasuki hari ke 24, pertemupuran dua negara bertentangga itu kian sengit.

Tidak sedikit negara-negara yang meluncurkan senjata (sanksi) untuk Rusia.

PBB menuntut agar Rusia berhenti menyerang Ukraina. Namun, Rusia tak pernah mendengar seruan PBB untuk menghentikan invasinya ke Ukraina.

Akibatnya, perekonomian Rusia diperkirakan akan jatuh ke dalam resesi yang lebih dalam akibat invansinya itu.

Baca Juga: Berbondong-bondong Warga Lapas Sukabumi Vaksinasi Booster

Melansir dari The Guardian, perang lebih berpengaruh ke perekonomian Rusia ketimbang dampak pandemi Covid 19.

Harga-harga barang di Rusia mulai dilaporkan mengalami kenaikan cukup tajam.

Kenaikan mulai dilaporkan di beberapa barang seperti pangan. Al Jazeera memberitakan hal ini dikarenakan gangguan rantai pasok barang-barang impor ke negara itu, di mana Rusia masih bergantung pada pasokan dari luar negeri.

Selain itu, turunnya nilai mata uang ruble juga menjadi alasan kenaikan ini. Sebelumnya satu dollar Amerika Serikat (AS) bernilai 75 ruble namun saat ini menjadi 100 ruble.

Baca Juga: Jun So Min Terpapar Covid -19, Syuting Drama Clining Up Terpaksa di Tunda

"Manisan sebelumnya dijual dengan harga 70 ruble, sekarang 100. Ini juga terjadi di beberapa pasokan seperti ayam," ujar salah satu warga Rusia yang berbelanja di pasar Moskow, dikutip Senin, 21 Maret 2022.

Bahkan di sektor seperti komunikasi, Negeri Beruang Putih itu mengimpor hampir 86% peralatannya dari luar negeri, utamanya negara Barat.

Di sektor perbankan, industri keuangan negara itu menggantungkan 90% operasinya pada teknologi Barat.

"Ambisi Rusia mulai menunjukkan hal yang tidak realistis karena ekonominya yang kecil tidak mampu mendorongnya untuk memproduksi alat-alat teknologi tinggi yang kompleks," terang spesialis ekonomi Rusia di German Institute for International dan Security Affairs kepada Wall Street Journal.

Baca Juga: Dewi Zuhriati Bahagia Fuji Laksanakan Umroh, Minta Putri Bungsunya Doakan Bibi Andriansyah dan Vanessa Angel

Sebelumnya, pelemahan ekonomi Rusia, sudah diprediksi sejumlah pihak. Ini karena sanksi yang diberikan karena serangan ke Ukraina 24 Februari.

Goldman Sachs telah menaikkan perkiraan akhir tahun untuk inflasi Rusia menjadi 17% (yoy) dari proyeksi sebelumnya 5%. CBR, bank sentral. mungkin dipaksa untuk menaikkan suku bunga lebih banyak guna menjaga stabilitas.

Pertumbuhan ekonomi juga diperkirakan akan terpukul parah. Raksasa Wall Street memangkas perkiraan PDB 2022 dari ekspansi 2% menjadi kontraksi alias minus 7% (yoy).

Hal sama juga diramal JP Morgan. Di kuartal kedua (Q2) 2022 ini, negeri Presiden Vladimir Putin diyakini akan mengalami negatif 35% di Q2 ini.***

sumber : The Guardian, Al Jazeera, 

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler