Rusia Diduga Jadi Dalang Penyerangan Siber Terhadap Ukraina, Malah Membantah?

17 Januari 2022, 14:24 WIB
Rusia Diduga Jadi Dalang Penyerangan Siber Terhadap Ukraina, Malah Membantah? /Analyticsinsight.net/

MEDIA PAKUAN - Ukraina memiliki bukti terkait serangan siber yang merusak situs web pemerintahnya dan menuduh bahwa Moskow alias Rusia terlibat dalam serangan tersebut.

“Semua bukti menunjukkan bahwa Rusia berada di balik serangan siber,” ucap Kementerian Pengembangan Digital pada sebuah pernyataan, setelah sehari Microsoft mengatakan adanya lusinan sistem komputer di sejumlah lembaga pemerintah Ukraina yang tidak ditentukan telah terinfeksi malware perusak yang menyamar sebagai ransomware.

“Moskow terus mengobarkan perang hibrida dan secara aktif membangun kekuatannya di bidang informasi dan dunia maya,” katanya. 

Baca Juga: Anak SD Diserang Buaya Saat Mandi di Sungai, Warga Lakukan Pencarian

Penyerangan tersebut terjadi ketika Rusia mengumpulkan 100.000 tentara militer di perbatasan Ukraina, karena Rusia mencari komitmen dari barat bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan organisasi NATO.

Pejabat senior Rusia dan AS minggu ini mengadakan pembicaraan di Jenewa tapi tidak ada tanda-tanda terobosan dari Rusia.

Peringatan Washington pada minggu akhir, sebenarnya Moskow dapat melakukan operasi bendera palsu dalam beberapa minggu untuk mempercepat invasi.

Rusia selalu mendapatkan peringatan keras dan konsekuensi berat jika menyerang Ukraina lagi, meskipun konsekuensi hanya berupa sanksi hukum daripada balasan militer apa pun.

Baca Juga: Pengemudi Diduga Mengantuk, Terjadi Kecelakaan Beruntun di Tol Tanggerang-Merak

Microsoft melaporkan dalam sebuah blog singkatnya pada Sabtu, bahwa pihaknya mendeteksi malware pada 2 hari sebelum pelaporan.

Pelaporan kejadiannya itu bertepatan dengan serangan yang secara bersamaan membuat sekitar 70 situs web pemerintah Ukraina offline dalam sementara waktu.

Microsoft juga mengatakan tidak tahu berapa banyak organisasi di Ukraina atau di tempat lain yang mungkin terpengaruh, tetapi pihaknya memperkirakan akan mengetahui lebih banyak infeksi.

Dilaporkan bahwa para penyusup menembus jaringan pemerintah melalui pemasok perangkat lunak bersama dengan serangan rantai pasokan seperti kampanye spionase siber Rusia SolarWinds 2020 yang menargetkan pemerintah AS.

Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Korea Selatan Turun dari Angka 4.000 untuk Pertama Kalinya Sejak Omicron Muncul

Tercatat pasa 2017 lalu, Rusia melakukan aksi penyerangan yang menargetkan Ukraina dengan salah satu serangan siber paling merusak yang pernah tercatat dengan virus NotPetya.

Kerusakan dilaporkan mencapai lebih dari 10 miliar dolar AS secara global, virus itu dilaporkan menyamar sebagai ransomware atau yang disebut "penghapus" yang menghapus seluruh jaringan.

Dalam serangan siber tersebut terdapat pesan kepada Ukraina untuk "takut dan mengharapkan yang terburuk".

Serangan masih diselidiki lebih dalam dan dibantu AS dalam memastikan pelaku penyerangan kini dugaan mengarah kepada Rusia, namun Rusia membantah terkait serangan siber terhadap Ukraina.***

Editor: Siti Andini

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler