Penyebaran Omicorn Di Korea Selatan, Warga Kurang Kesadaran Melakukan Vaksin

24 Desember 2021, 15:14 WIB
Ilustrasi/ covid varian omicorn masuk Indonesia /Hakan Nural

MEDIA PAKUAN - Lebih dari separuh kasus Omicron di Korea Selatan diakibatkan belum melakukan vaksinasi.

Pada hari Jumat otoritas kesehatan mengeluarkan laporan pasien yang terkena kebanyakan belum divaksin.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) menganalisis 80 kasus infeksi Omicron dari 24 November hingga 10 Desember.

Baca Juga: Titi Kamal Posting Video Anaknya, Ternyata Meniru Irama Asmaul Husna

KDCA menemukan bahwa 48 dari 78 orang, yang dapat dikonfirmasi oleh pihak berwenang jika mereka diinokulasi, belum menerima vaksin.

Di antara 25 orang yang divaksinasi, 13 telah menerima vaksin Pfizer, lima mendapat suntikan Moderna, empat menerima suntikan Janssen dan tiga menerima vaksin AstraZeneca, sedangkan lima sisanya hanya menerima dosis pertama.

Studi KDCA menyimpulkan bahwa orang yang tidak divaksinasi lebih rentan terhadap varian Omicron.

Orang yang sudah di vaksinasi lengkap kemungkinan tidak akan terkena varian Omicron.

Baca Juga: Kisah TKW Indonesia yang Pernah Dapatkan Majikan Tidak Bayar Setelah Puas Dilayani Seharian

Tingkat vaksinasi penuh bangsa adalah 82,2 persen pada hari Kamis.

Sebagian besar orang yang terinfeksi oleh varian baru hanya menunjukkan gejala ringan.

Sementara 22 tidak menunjukkan gejala apapun saat terinfeksi.

Di antara 80 kasus, tidak ada kematian atau kasus sakit kritis yang membutuhkan rawat inap.

Baca Juga: Main Cantik! Pemerintah Bulgaria Iming-imingi Para Lansia Agar Bersedia di Vaksinasi

Empat belas dari 80 pasien memiliki catatan perjalanan internasional dalam 14 hari setelah menunjukkan gejala COVID-19 atau dinyatakan positif.

Ke-14 orang tersebut terbang dari Nigeria, Republik Afrika Selatan, Mozambik, Ethiopia, dan Iran.

"Hasil klinis pasien Omicron berada pada tingkat yang aman, tetapi penyelidikan epidemiologis dan pemantauan efektivitas vaksin harus dilanjutkan," kata otoritas kesehatan masyarakat.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Korea Times

Tags

Terkini

Terpopuler