Jarak Sosial Direalisasikan, Pemilik Usaha Kecil di Korea Selatan akan Protes

21 Desember 2021, 15:31 WIB
Ilustrasi aksi demo /niekverlaan / Pixabay
 
 
MEDIA PAKUAN-Para pemilik restoran, kafe dan usaha kecil di Korea Selatan mengancam 
melakukan aksi protes jika penerapan pembatasan berkumpul yang diperketat mulai Rabu, 22 Desember 2021 dilaksanakan.
 
Pemilik restoran, kafe, dan usaha kecil lainnya berencana mengadakan rapat umum di Seoul,Korea Selatan, minggu ini. 
 
Menurut asosiasi pedagang kecil pada hari Selasa, mereka akan memprotes penerapan pembatasan berkumpul yang diperketat dan jam malam bisnis. 
Baca Juga: Gawat! Kasus Omicron di Amerika Serikat Semakin Mencemaskan: Mendominasi Wabah Covid-19 Sebelumnya
Asosiasi darurat nasional bisnis kecil melawan COVID-19 mengatakan pihaknya berencana untuk mengadakan rapat umum Rabu sore di dekat Gwanghwamun Square di pusat kota Seoul.
 
Jumlah peserta ditetapkan 299 sesuai dengan pembatasan pertemuan terbaru. 
 
Pengunjuk rasa juga akan disaring untuk status vaksinasi mereka, kata penyelenggara.
 
 
"Kami akan dapat mengetahui jumlah peserta yang sebenarnya pada hari itu, karena sulit untuk memperkirakan jumlah peserta yang akan dikumpulkan secara sukarela untuk saat ini," kata Lee Chang-ho, salah satu ketua asosiasi.
 
Lee menambahkan kelompok itu berencana untuk menghindari bentrokan fisik dengan polisi.
 
Beberapa pemilik toko juga telah mengumumkan rencana untuk menentang jam malam bisnis yang diamanatkan negara untuk menjaga bisnis mereka tetap berjalan. 
 
"Kami berencana untuk beroperasi 24 jam meskipun pemerintah memberlakukan pembatasan bisnis," menunjukkan pemberitahuan di depan sebuah kafe di Incheon, 40 kilometer barat Seoul. 
 
Foto pemberitahuan itu dibagikan di komunitas online pedagang kecil. 
Baca Juga: Harris County Texas Konfirmasi Kematian Akibat Omicron, Kasus Pertama Di Amerika Serikat
Bisnis tersebut menjelaskan akumulasi utangnya mencapai 1 miliar won (US$840.000) pada tahun lalu. 
 
Mereka juga harus terus beroperasi seperti biasa karena tidak adanya kompensasi dari pemerintah.
 
Banyak komentar yang mendukung keputusan tersebut ditulis di postingan online tersebut.
 
Salah seorang menulis "lebih banyak bisnis perlu bergabung," 
 
sementara orang lain mengatakan "kita membutuhkan keberanian seperti itu."***
 
 
 
 
 

 

Editor: Hanif Nasution

Sumber: m.koreatimes.co.kr

Tags

Terkini

Terpopuler