Militer Israel Dipimpin Kohavi, Perintahkan skenario Untuk Mulai Kembali Menyerang Gaza

18 Juni 2021, 10:51 WIB
Para pengunjuk rasa Palestina berdemonstrasi di tengah pertempuran Israel-Gaza, di Kota Tua Yerusalem, Selasa (18/5/2021). /ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad/FOC/djo

MEDIA PAKUAN -Serangan udara dari pesawat tempur Israel kembali terjadi di Gaza pada Kamis 17 Juni 2021 malam waktu setempat.

Dikabarkan hingga Jumat 18 Juni 2021 gerilyawan diwilayah Palestina kembali membalas menrbangkan balon api ke Israel selatan.

Melansir dari Reuters Panglima militer Israel Aviv Kohavi pada Kamis malam mengeluarkan perintah untuk meningkatkan kesiapan dan kesiagaan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) untuk berbagai skenario termasuk dimulainya kembali permusuhan.

Baca Juga: Pep Guardiola Jadikan Pemain Brazil Fernandinho Sebagai Contoh di Manchester City Hingga Pensiun

"IDF akan terus menyerang ke lokasi militer dan infrastruktur milik organisasi teror. Hamas bertanggung jawab atas semua peristiwa yang terjadi di Jalur Gaza," tambah pernyataan itu.

Diketahui, konflik baru yang terjadi pada Kamis malam itu, saat Mesir mencoba untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata antar kedua negara tersebut.

Daerah kantong dikawasan Timur Tengah yang padat itu telah berada dibawah blokade Israel sejak 2007.

Awal mula ketegangan terjadi menjelang Panglima Militer Israel Kohavi meninggalkan Tel Aviv pada hari Sabtu, 19 Juni 2021 lalu untuk berkunjung ke Amerika Serikat.

Baca Juga: Aktor Dwayne Johnson 'The Rock' Gegerkan Amerika Serikat Berkeinginan Gantikan Joe Biden

Sebagai informasi Kohavi adalah pejabat tinggi Israel pertama yang melakukan kunjungan sejak pemerintah koalisi baru yang dipimpin Naftali Bennett, setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tersingkir pada Minggu 20 Juni 2021.

Kohavi akan mengunjungi Komando Pusat militer AS (Centcom) di Florida, dengan agenda pembahasan termasuk masalah Gaza, Hamas dan musuh bebuyutan Israel, Iran, serta Hizbullah, kelompok Muslim Syiah Lebanon yang didukung Teheran.

Kohavi akan membahas "tantangan keamanan bersama", termasuk masalah terkait dengan ancaman nuklir Iran, kubu regional Iran di Timur Tengah, (dan) upaya peningkatan kekuatan Hizbullah.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler