Waspada! Data 500 Juta Pengguna Facebook Diduga Bocor

4 April 2021, 12:26 WIB
ilustrasi/ data di Facebook diduga bocor /REUTERS/Dado Ruvic



MEDIA PAKUAN -  Peretas mengklaim mengantongi data pribadi lebih dari 500 juta pengguna media sosial dari Facebook Inc.

Dikutip Media Pakuan dari Reuters, Minggu, kabar kebocoran data Facebook ini pertama kali diberitakan situs teknologi Motherboard.

Menurut laporan Reuters, diantara data Facebook yang diambil peretas yaitu berupa nomor telepon, basis data yang sama dengan yang beredar di kalangan peretas pada Januari lalu.

Selanjutnya Menurut laporan Reuters,  data Facebook tersebut dijual di sebuah situs untuk peretas kelas bawah dalam bentuk kredit digital, yang bisa dibeli dengan mata uang Euro.

Baca Juga: Kreatif! Para Protes di Myanmar Lawan Militer Menggunakan Telur

Baca Juga: Aksi Kudeta Myanmar Semakin Memanas, Korban Tewas Bertambah, Junta Buru Para Kritikus

Pendiri perusahaan intelijen kriminal siber Hudson Rock dari Israel, Alon Gal, mengatakan data tersebut valid, setelah dicek keasliannya terutama ke beberapa nomor telepon milik orang yang ia kenal.

Sejumlah jurnalis juga bisa mencocokkan nomor telepon ke informasi lain yang ada di basis data tersebut.

Selain itu dikutip dari Chanelnews, menurut Alon Gal bahwa pengguna Facebook harus berhati hati karena kemungkinan data di Facebook sudah bocor.

"Artinya, jika Anda memiliki akun Facebook, kemungkinan besar nomor telepon yang digunakan untuk akun tersebut bocor," kata Gal.

Baca Juga: Jangan Gelisah! BLT UMKM Akan Cair Namun KTP dan NIK Tidak Terdaftar di eform.bri.co.id Cek Inilah Penyebabnya

Baca Juga: Pendaftaran CPNS 2021 Segera Dibuka,Simak dan Lengkapi Dokumennya

Facebook dalam keterangan resmi menyebut data tersebut sudah "sangat lama" dan berkaitan dengan masalah yang sudah diperbaiki pada Agustus 2019.

Sebelumnya di cuit dari Twitter Gal Januari, hampir 32 juta akun Amerika dan 20 juta akun Prancis termasuk di antara mereka yang terkena dampak ketika orang yang memegang data itu mencoba menjualnya.

Data tersebut termasuk nomor telepon, nama lengkap, tanggal lahir dan, untuk beberapa akun, alamat email dan status hubungan.

"Pelaku jahat pasti akan menggunakan informasi tersebut untuk rekayasa sosial, penipuan, pemerasan, dan pemasaran," kata Gal di Twitter.

Gal menilai pengguna Facebook harus diperingatkan tentang serangan rekayasa sosial, social engineering, yang ingin mendapatkan nomor telepon atau data pribadi lainnya.***


 

Editor: Iing Nuryasin

Sumber: REUTERS CNA

Tags

Terkini

Terpopuler