MEDIA PAKUAN- Israel tuduh Iran menyebutkan Iran sebagai teroris lingkungan terkait tumpahan minyak yang terjadi dilepas pantai Israel.
Tuduhan itu mengakibatkan penyebab keruksakan ekologi yang sangat parah di pantai tersebut, Rabu, 3 Maret 2021.
Kapal yang menyebabkan tumpahnya kilang minyak itu adalah kapal bajak laut milik Libya yang berlayar dari Iran melalui Teluk Persia tanpa kontak radio, kemudian melewati Terusan Suez, kata Menteri Perlindungan Lingkungan Gila Gamliel. Seperti yang dilaporkan Reuters
Baca Juga: Virus Corona B117 Masuk Indonesia, Begini Tindakan Kemenkes
sebuah kapal tanker minyak mentah bernama Emerald, yang membawa bendera Panama, memasuki perairan Israel di Mediterania Timur dan sekali lagi mematikan radionya selama hampir satu hari penuh, mencemari laut antara 1-2 Februari, katanya dalam sebuah pengarahan. kepada wartawan.
Dari sana lanjut Gamlie, kapal itu melanjukan ke Suriah dengan membawa kargo bajakn dari Iran, katanya.
"Iran (melakukan) terorisme dengan merusak lingkungan, dan (ketika) Iran merusak lingkungan itu tidak hanya merugikan negara Israel," kata Gamliel.
Baca Juga: Baku Tembak di Poso! Anggota Brimob Gugur, Pimpinan DPO MIT Ali Kalora Tertembak
Kementrian Lingkungan Hidup Israel menyampaikan apa yang dikatakan sebagi'bukti tidak langsung' yang kuat bahwa apa yang terjadi insinden tersebut adalah sebuah kejahatan di balik tumpahan kapal itu, walaupun tidak memiliki' bukti forensik' dan Ia ( Israel) mengatakan itu dengan mengesampingkan sumber lain.
Karena belum ada komentar langsung dari pihak Iran.
Tuduhan itu bisa semakin meningkatkan ketegangan antara Israel dan Iran. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan ini menyalahkan Iran atas ledakan di atas kapal milik Israel di Teluk Oman pekan lalu, tuduhan yang dibantah oleh Teheran.
Baca Juga: Peringati Hari Obesitas Sedunia, Hati-hati Makanan Pemicunya
Tumpahan minyak menghitamkan pantai di sepanjang pantai Israel dan gumpalan aspal hitam yang lengket telah terdampar di pantai Lebanon selatan dan Jalur Gaza, juga.
Kelompok lingkungan menyebutnya sebagai bencana ekologi yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dibersihkan.***