Tik Tok Menghapus Video Anti-Vaksin Setelah Mendapat Kritikan dari Anggota Parlemen AS

19 Desember 2020, 20:59 WIB
Aplikasi Tik Tok / Photographer: Brent Lewin/Bloomberg

MEDIA PAKUAN-Tik Tok menghapus video yang menampilkan anti-vaksinasi. Langkah tersebut setelah munculnya kritikan dari seorang anggota parlemen. Bahkan video tersebut dijadikan sebagai barang bukti kritikan tersebut.

Diketahui, dalam video Tik Tok itu menampilkan seorang wanita bernama Olivia Madison yang merupakan influencer profesinal asal AS pro-trump yang memiliki lebih dari 38 ribu followers dan lebih dari 600 ribu likers di platform tersebut.

Dalam video itu, Madison secara keliru mengklaim vaksin mengandung bagian janin yang diaborsi dan bagian tubuh babi.

"Jadi, bisakah Anda benar-benar menilai saya sebagai anti-vax. Dan sangat tidak masuk akal menyuntikan vaksin kepada bayi yang berbahan janin bayi, gelatin babi, daging babi yang digunakan sebagai pemulih,"

Baca Juga: Departemen Energi AS Jadi Korban Peretasan, Tuduhan Kuat Tertuju Pada Negara Ini

Public Health England kemudian menyanggah dan menjelaskan "Tidak seperti gelatin yang digunakan dalam makanan, produk yang digunakan pada vaksin sangat murni dan diurai menjadi molekul yang sangat kecil yang disebut peptida."

Ia pun melanjutkan, tidak benar bahwa bagian janin yang diaborsi terkandung dalam vaksin, namun berbeda dengan vaksin yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1960-an dengan menggunakan galur sel yang dibiakkan dari janin yang diaborsi.

Penelitian vaksin modern menggunakan sel janin manusia dalam perkembangannya, tetapi sel ini dikembangkan di laboratorium dan tidak diperoleh dari janin.

Penjabaran yang keliru dari pengembangan vaksin ini adalah bentuk umum dari dis-informasi yang disengaja, yang targetnya vaksin Oxford.

Menurut pemeriksa fakta Full Fact, selama sidang komite pemilihan di parlemen pada anggota parlemen dari Partai Nasional Skotlandia, John Nicholson menandai video tersebut kepada Theo Bertram dari TikTok, dengan mengatakan Nyonya Madison sangat cantik, tapi apa yang dia lakukan sangatlah jahat.

Baca Juga: Jangan Khawatir, Stretch Mark Dapat Dihilangkan dengan Bahan Alami Ini

"Poin yang saya buat adalah jika anda tidak dapat menentukan sikap kepada wanita yang memiliki 606.000 pengikut, kemungkian besar anda tidak bisa menyingkirkan yang lain," tambahnya.

"Maksud saya, wanita ini hanya meneriakkan kebohongan besar pada video yang diproduksi dengan cara profesional," kata Nicholson.

Sementara, Bertram mengatakan tim kepatuhan TikTok harus menilai untuk memastikan video itu melanggar standar komunitas.

Kemudian, dalam Ketua Sidang Parlemen, Julian Knight mengungkapkan, video dan akun tersebut telah dihapus.

Seorang juru bicara TikTok mengonfirmasi, setelah disebutkan selama mendengar pendapat parlemen, mereka menyelidiki akun tersebut dan melakukan pelarangan karena melanggar terhadap pedoman komunitas platform.

"Pedoman komunitas kami menjelaskan bahwa tidak mengizinkan informasi yang salah tentang vaksin di Tik Tok dan kami menggunakan kombinasi teknologi serta moderator untuk menegakkan pedoman tersebut,"

Baca Juga: Jelang Natal, Kapolres Sukabumi Kota Ingatkan Protokol Kesehatan

"Setelah mengetahui adanya pelanggaran, kami menyelidiki akun tersebut dan memblokirnya," katanya.

"Kami meminta kepada setiap pengguna untuk ikut mengamati konten yang mungkin melanggar pedoman untuk melaporkannya kepada kami menggunakan aplikasi pelaporan," tambahnya.***

 

Editor: Hanif Nasution

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler