Rusia Serang Pasukan Ukraina hingga Kota Mariupol

- 20 Maret 2022, 09:40 WIB
Ilustarasi pasukan Rusia serang Ukraina hingga Mariupol
Ilustarasi pasukan Rusia serang Ukraina hingga Mariupol /REUTERS/Alexander Ermochenko

MEDIA PAKUAN - Rusia mendorong lebih dalam pasukan Ukraina ke kota pelabuhan Mariupol yang saat ini kota tersebut merupakan penderitaan terburuk dalam perang Rusia-Ukraina.

Pada Sabtu, 19 Maret Ukraina telah mengevakuasi sekitar 6.623 warganya dan 4.128 dari mereka tersebut telah meninggalkan kota Mariupol.

PBB melaporkan dampak warga sipil yang tewas dari Ukraina yang mencapai 847 tewas dari serangan udara maupun darat dari Rusia.

Baca Juga: Happy Salma Raih Woman of The Year 2022

Sedangkan di tempat lain kota Mykolaiv, pejabat di sana sedang menghadapi serangan udara yang dilancarkan Rusia ke kota tersebut.

Invasi yang tak kunjung usai, membuat Ukraina meminta bantuan China untuk mengutuk "barbarisme Rusia" dan menyatakan harus mendukung "koalisi negara-negara beradab".

Polisi Militer Polandia telah mengambil desakan untuk larangan perdagangan antara Uni Eropa dengan Rusia sebagai kecaman kepada Rusia.

Baca Juga: Chelsea Kalahkan Middlesbrough 2-0, Lukaku dan Ziyech Jadi Pahlawan

Saat ini, Perusahaan besar di Barat telah memutuskan berbagai kerja sama kepada Rusia sebagai bentuk kecaman keras untuk membuat menurunkan ekonomi Rusia.

Rusia telah mengklaim bahwa serangan udara yang dilancarkan tersebut merupakan rudal hipersonik Kinzhal yang digunakan pertama kalinya ke Ukraina.

Invasi Rusia telah membuat Perdana Menteri Inggir, Boris Johnson membandingkan perjuangan orang Ukraina dalam melawan invasi Rusia dengan orang-orang inggris yang memilih Brexit atau keluarnya dari Uni Eropa.

Baca Juga: Inggris dan Jepang Sepakati Pengembangan Teknologi Jet Tempur Tempest dan FX

Hal tersebut disampaikan dalam konfrensi Partai Konservatifnya di Blackpool dengan mengatakan "naluri orang-orang di negara ini, seperti orang-orang Ukraina, untuk memilih kebebasan," dengan pemungutan suara Brexit sebagai "contoh baru-baru ini yang terkenal".

Donald Tush yang merupakan Mantan Presiden Dewan Eropa mengatakan bahwa kata-kata perdana menterinya tersebut "menyinggung Ukraina, Inggris dan akal sehat".

Donal Tush melanjutkan komentar dari Boris Johnson dengan mengatakan bahwa pertandingan tersebut tidak masuk akal atau gila.

Baca Juga: Diprediksi Turun Hujan Disertai Angin, BMKG Himbau Masyarakat Jaksel dan Jaktim Waspada

Banyak kritikan yang menuju ke Johnson, dengan menunjukan bahwa saat ini Ukraina sedang berusaha bergabung dengan Uni Eropa  dan menambahkan bahwa peungutan suara dalam referendum 2016 "sama sekali tidak sebanding dengan mempertaruhkan hidup anda" dalam peperangan Ukraina.

Rusia menanggapinya dengan menertawakan gagasan yang berisi kosmonot mengenakan warna kuning untuk mendukung Ukraina.

Baru-baru ini, Badan antariksa Rusia telah menolak laporan media Barat yang berisi kosmonot Rusia bergabung dengan Stasiun Luar Angkasa (ISS).

Baca Juga: Dukung Invasi Rusia ke Ukrania, Warga Bulgaria Mengutuk NATO dalam Demonstrasi Terbesar di Kota Varna

Sementara dalam peperangan di Ukraina, ada enam orang wartawan tewas dan delapan lainnya mengalami luka-luka atas invasi Rusia ke Ukraina selama ini.

Sebuah kelompok kebebasan pers yang berbasis di Swiss tersebut mengatakan "para jurnalis tewas dalam berbagai keadaan, dari pecahan peluru setelah serangan roket hingga luka tembak" ucap kampanye Emblem Pers.

Tiga orang dari mereka, tewas saat sedang meliput kejadian peristiwa di dekat Kyiv, dekat kota Irpin yang dibicarakan pada kampanye Emblem Pers.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x