Mengapa Banyak Pria Memilih Profesi Feminim ?

- 24 Desember 2021, 11:34 WIB
Mengapa Banyak Pria Memilih Profesi Feminim ?
Mengapa Banyak Pria Memilih Profesi Feminim ? /Ilustrasi Pixabay/

MEDIA PAKUAN - Ketika menjawab pertanyaan mengapa seseorang memilih profesi yang dilabel feminin, sebaiknya kita tinggalkan dulu istilah feminin di sini.

Jawabannya akan sangat personal mengapa seseorang menyukai profesi tertentu terlepas dari profesinya itu feminin atau tidak.

Orang-orang yang menyukai profesi penari latar biasanya juga memiliki minat dan bakat kinestetik (yang terkait dengan gerakan tubuh).

Baca Juga: 5 Ikat Rambut Termahal di Dunia Tahun 2021, Harganya Bikin Kaget!

Demikian pula dengan orang yang menyukai profesi desainer, meski kinestetik pada desainer lebih bersifat kinestetik halus. Kedua profesi ini mengandung unsur seni yang kental.

Orang yang memilih jadi koki juga mungkin juga selain berminat dengan aneka masakan, memiliki cita rasa, juga punya alasan lain yang pribadi sifatnya.

Misalnya saja saya mengenal seorang pemuda yang sedang belajar jadi koki khusus masakan anak-anak. Ia ingin menciptakan kreasi hidangan yang bergizi untuk anak mengingat perkembangan otak sangat penting pada usia anak.

Memilih profesi yang dilabel feminin menurut saya bukan pertanyaan mengapa, tetapi bagaimana mereka pada akhirnya berhasil mengatasi semua hambatan untuk sampai benar-benar menekuni profesi tsb ?

Baca Juga: Harganya diluar Logika! Inilah 4 Celana Dalem Termahal di Dunia Tahun 2021

Karena menekuni profesi yang dilabel feminin membutuhkan perjuangan mengingat profesi ini mempertanyakan kelaki-lakian seseorang.

Jika keluarga dan masyarakat tidak memberikan mereka kesempatan, pada akhirnya mereka lah yang harus berjuang menciptakan kesempatan itu, mengatasi ketidaknyamanan akibat pandangan negatif orang terhadap maskulinitas mereka.

Sampai saat ini kenyataan dalam masyarakat kita adalah bahwa profesi masih terkait dengan gender. Masyarakat membentuk perbedaan gender dan masyarakatlah yang menciptakan konsep gender itu.

Sejak kecil kita sudah dididik untuk melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan konsep gender, termasuk dalam memilih profesi.

Baca Juga: Rekomendasi! 5 Daftar Laptop dari MSI yang Cocok untuk Video Editing dan Rendering pada Akhir Tahun 2021

Tetapi orang tua yang fleksibel dalam memandang konsep perbedaan laki-laki dan perempuan umumnya akan menghasilkan anak-anak yang lebih fleksibel juga dalam memilih profesi.

Dilansir dari Psikologi Feminis 2013 Secara umum, seseorang memilih profesi tertentu dengan mempertimbangkan minat, bakat, dan kesempatan. Namun demikian, ada beberapa variasi :

(a) Ada yang berawal dari minat, yang ternyata disertai bakat, dan didukung kesempatan. Ini yang paling umum terjadi dan jalurnya paling simpel. Ketertarikan terhadap suatu profesi dapat muncul dari mana saja. Ada yang sejak kecil punya model/idola, misalnya ibu, ayah, paman, dll, dan ingin jadi seperti mereka. Ada pula yang menemukan minatnya dari informasi-informasi yang ia temukan dari berbagai sumber : majalah, koran, film, acara televisi, dll ;

(b) Dapat pula tadinya tidak berminat/tidak terpikir, tapi lebih dulu menemukan bakatnya, berlatih menekuni bakatnya ini, baru kemudian jadi benar-benar berminat ;

Baca Juga: Akan Ada Inovasi Baru, Motor Bensin Bisa jadi Listrik? Ridwan Kamil: Kita Akan Perbanyak Bengkelnya

(c) Ada pula yang memilih profesi tertentu bukan karena awalnya ia berminat, tetapi situasi menceburkannya ke sana untuk mengerjakan profesi tsb. Misalnya ada yang terpaksa bekerja di bidang yang tidak ia sukai semata-mata karena tidak ada pekerjaan lain. Ada pula yang awalnya dipaksa ortu untuk menekuni profesi tertentu. Lama-lama ia jadi menyukai profesi ini. Ini yang sering diperdebatkan dalam psikologi : minat mengarahkan profesi seseorang atau profesi mengarahkan dan bahkan mengubah minat seseorang.

Kalau dilihat dari tiga variasi di atas, sebenarnya minat/ketertarikan terhadap suatu profesi dapat datang dari mana saja, bahkan dari melakukan kegiatan dari profesi tersebut.

Ini terkait juga dengan aspek ketiga, yaitu kesempatan. Semakin banyak kesempatan untuk terlibat dalam berbagai acara, kegiatan, dsb, dapat mengarahkan seseorang menemukan minat dan bakatnya.

Oleh sebab itu orang tua disarankan memberi sebanyak mungkin kesempatan kepada anak sejak dini untuk mencoba kegiatan apapun, bereksplorasi dengan segala jenis aktivitas, agar anak dapat menemukan bakat dan minatnya***

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah